Bab 9 Bertunangan.
Namun kemudian, semuanya selesai, Ucu bernapas lega.
Ketika ayahnya bertanya, Ida tidak berani membantah atau mengatakan persetujuan.
"Katakan saja," ujar ayah Ida. Ibu memperhatikan anaknya sedikit tegang.
"Iya Ida, kamu apa menyetujui atau belum mau, sambung ibunya.
Dengan hati berdebar dan takut salah, karena orang tuanya sudah menetapkan jodohnya dengan pria lain yang sedang study di Amerika Ida berkata,
"Terserah Emak dan Ayah. Kalau seandainya diterima, alhamdulillah. Kalau seandainya tidak, ya tidak apa-apa juga. " ujar Ida.
"Berarti kamu mau," kata ayahnya menarik napas panjang.
"Anak kita mau, jadi kita mempunyai menantu orang Makasar," kata ayah Ida.
"Kita cari hari yang baik," ujar ibu Ida.
"Setelah calon menantu kita lulus kuliah, tidak perlu terburu buru," ujar ayahnya pula.
Ida tentu saja gembira dengan keputusan ayah. Dia tersenyum malu-malu.Â
"Ini selesai, kamu bertunangan dan setelah selesai calon suamimu kuliah boleh menikah," putus ayahnya.Â