"Ayah bersikap positif, " jawab Ida.
"Ada lagi, aku pergi mendekati maghrib kerumah kamu, agar dapat  shalat maghrib bersama Buya," Ucu mengatakan kesungguhannya.
"Niat baik akan berakhir baik," kata Ida.
"Jadi tidak ada kesulitan jika melamar kamu?"
"Kita lihat nanti," jawab Ida tak pasti.
Pastinya mereka terus bertemu. Â Ucu rajin menabung di Bank tempat Ida bekerja.
Ia dapat mengobrol dengan Ida meski cuma sebentar.
***
Kampus UMI hari itu adalah mendebarkan ketika seseorang muncul. Ida tidak tahu.
Ucu menjadi asisten dosen dan memberi kuliah di kampus. Mahasiswanya termasuk Ida.
Dosen memperkenalkan asisten dosen mahasiswa yang berprestasi di Unhas.
Ucu mengerling Ida yang duduk di bangku mahasiswa.
Kuliah dimulai oleh asisten dosen. Ucu memberikan kuliah tentang perbankan.
Setelah selesai mereka berbicara.
"Menjadi asisten dosen juga iya, kak Ucu," setengah berteriak Ida berbicara dengan kagum.
"Tentu saja, aku akan mengikuti langkah kamu," jawab Ucu tertawa.
"Dengan perjuangan berat aku bisa menjadi asisten dosen," lanjut Ucu bersemangat.