Digital adalah tentang hari ini dan masa depan,
Beberapa tahun terakhir, memang industri digital begitu mencuri perhatian, terlebih setelah suksesnya tech company macam Gojek, Tokopedia, Grab, Shopee dan lainnya, hal ini kemudian makin diperkuat dengan hadirnya perusahaan perusahaan rintisan lain dengan jumlah pendanaan yang begitu fantastis.
Tapi industri ini kemudian mulai menurun dengan maraknya startup yang kemudian gulung tikar dan melakukan PHK massal terhadap karyawan-karyawannya, di momen inilah orang-orang mulai mempertanyakan apakah bekerja di industri digital masih cukup menjanjikan ?
 Tentu saja masih.Â
Saya berani menjawab dengan jawaban tersebut dengan cukup yakin, karena memang faktanya talenta digital kita masih sangat minim, masih banyak sekali orang yang tidak tahu menahu mengenai teknologi digital, inilah yang membuat potensi untuk berkarir di industri digital cukup besar.
Namun, selain industri digital, masih adapula industri manufaktur yang mulai kalah pamornya dibandingkan industri digital, Â anak muda saat ini, melansir dari sebuah penelitian yang telah dipublikasikan melalui bussinesdaily, 7 dari 10 perusahaan yang menjadi tempat karir impian dari generasi z adalah perusahaan teknologi digital.
Mengenal Manufaktur (Pabrik).
Emang masih zaman kerja di Pabrik ?
Industri manufaktur, atau biasa kita sebut secara sederhana sebagai pabrik, adalah industri sudah ada sejak dulu kala, industri ini yang menyediakan kebutuhan keseharian kita dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi.
Cakupan dari industri manufaktur bisa dibilang sangat luas karena bisa mencakup makanan, pakaian, kendaraan dan lainnya, definisi manufaktur sendiri adalah industri yang mengubah nilai guna dari satu benda menjadi benda lainnya, dengan cara memotong, menggabungkan dan lainnya, tanpa mengubah susunan kimia dari benda-benda tersebut.
 Semisal produk sepatu, bahan utamanya dari kain, yang dilakukan di pabrik sepatu adalah menggabungkan kain kain yang ada untuk menjadi sepatu, adapula pabrik sparepart kendaraan bermotor, yang bahan dasarnya adalah logam, maka yang terjadi pada logam logam tersebut adalah mengalami berbagai proses hingga menjadi bentuk yang dikehendaki.
Dari sekian banyak benda yang masuk kedalam kategori manufaktur, ada sebuah batasan yaitu struktur molekul antara hasil jadi dengan bahan bakunnya biasanya tidak akan begitu jauh berbeda, dalam artian, benda tersebut masih memiliki struktur yang tak jauh berbeda dari struktur asalnya.
Sedikit deksripsi  mengenai manufaktur ini, mungkin sudah bisa menggambarkan betapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan untuk bisa bekerja di sektor ini, dan memang faktanya yang dinamakan pabrik itu pasti ada banyak sekali tenaga kerja di dalamnya.
Pabrik = Kuno dan Membosankan.
Dalam bekerja di pabrik atau industri manufaktur, karena pabrik tersebut sudah beroperasi selama bertahun-tahun, maka cara kerja atau system operasional pasti sudah tetap, bahkan beberapa masih menggunakan cara lama yang bisa dikatakan kuno.
Di awal, mungkin anda akan cukup sulit untuk beradaptasi, namun lama kelamaan jika anda sudah mengetahui seluk beluk dan cara operasionalnya dengan baik, maka anda akan mahir juga untuk bekerja di pabrik tersebut.
Hal ini yang tidak akan anda temui dalam perusahaan rintisan maupun industri digital, yang menerapkan perubahan dengan begitu cepat, terlebih untuk perusahaan rintisan, karena tujuan dari perusahaan rintisan adalah untuk "experiment", maka hanya dalam waktu singkat, anda akan menggunakan berbagai cara dan metode untuk mendapatkan hasil yang paling efisien untuk perusahaan rintisan tersebut.
Rekan Kerja yang Tua.
Sistem yang ada juga akan berpengaruh pada tenaga kerja yang ada didalamnya, untuk gen Z yang memilih bekerja di manufaktur, bukan tidak mungkin jika nantinya anda akan memiliki rekan kerja yang seusia dengan orang tua kalian.
Karena biasanya pabrik sudah berdiri selama puluhan tahun, maka orang orang yang memang sudah terbilang loyal, akan tetap berada disana dan berkarya disitu dalam jangka waktu yang lama pula.
Bagi anda yang kurang terbiasa untuk berinteraksi dan bergaul dengan orang yang jauh lebih tua, hal ini mungkin akan menjadi canggung, terlebih jika orang yang berusia tua ini malah menjadi bawahan anda.
Hal seperti ini akan sulit anda jumpai di industri startup atau digital, karena industri tersebut, terbilang masih berumur muda, dan tenaga kerja yang berkaitan dengan industri tersebut adalah orang-orang muda yang mungkin tak jauh berbeda usianya dengan gen Z.
Lebih Kokoh.
Untuk sebuah perusahaan yang sudah berdiri dan punya kemampuan mempertahankan karyawaya nya hingga berpuluh-puluh tahun, tentu perusahaan manufaktur memiliki tingkat kekokohan yang lebih baik dibanding perusahaan digital.
Bukan tidak mungkin memang perusahaan manufaktur melakukan efisiensi atu melakukan PHK terhadap karyawan-karyawannya, namun jika perusahaan tersebut sudah memiliki sistem, maka PHK akan dilakukan dengan baik, seperti dengan memberikan pesangon dan memberikan apresiasi lain yang menjadi tanda loyalitas anda terhadap perusahaan.
Karena itu, untuk anda yang selama ini berkarir di dunia digital daan masih belum merasa puas dengan apa yang anda dapatkan, serta bagaimana andadi masa depan, maka mulai kembali melirik industri manufaktur adalah hal yang patut dicoba.
Penutup.
Dengan segala pertimbangannya, pilihan untuk berkarir di industri digital maupun manufaktur tetap berada di tangan anda, tulisan ini hanya memberikan gambaran mengenai bagaimana perbandingan bekerja di industri digital dan industri manufaktur.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H