Melihat kericuhan yang terjadi di PPDB, saya bersyukur jika saya lahir 10 tahun lebih cepat, di saat saya mendaftar SMA, tidak ada system zonasi macam ini, sehingga saya bisa bersekolah di SMAN 1 Brebes yang jaraknya kurang lebih 20 kilometer dari rumah saya.
Jika di waktu tersebut sudah diberlakukan zonasi maka tentu saya tidak bisa bersekolah di SMAN Â Brebes. Alasan saya lebih memilih untuk bersekolah di SMAN 1 Brebes daripada SMAN 1 Tanjung, adalah karena di masa tersebut, fasilitas yang ada di SMAN Â 1 Brebes jauh lebih baik daripada di SMAN 1 Tanjung.
Sampai sekarang setelah 10 tahun berlalu, saya juga melihat jika kedua sekolah tersebut masih memiliki perbedaan yang signifikan, meskipun memang fasilitas sekolah di SMAN 1 Tanjung, sudah semakin baik, namun lingkungannya tentu berbeda.
SMAN 1 Brebes berada di lingkungan pusat kabupaten Brebes, akses menuju instansi fasilitas olahraga seperti stadion, kolam renang serta banyak lembaga bimbingan belajar (bimbel) sangat mudah, lain dengan sekolah yang berada jauh dari pusat kabupaten Brebes.
Saya yakin di banyak tempat di Indonesia, keadaan seperti ini masih terjadi, beberapa sekolah belum memiliki tingkat fasilitas dan lingkungan yang sama antar satu dengan lainnya, kesenjangan antara kota dan desa pasti masih ada.
Penutup.
Memang sistem zonasi memiliki tujuan yang baik, namun pada prakteknya banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas dan lingkungan yang sama antara satu dengan yang lainnya, ini membuat impian siswa dan orang tua siswa kandas, karena tak bisa bersekolah di sekolah  impian.
Semoga saja mas menteri mau berbenah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H