Mau bagaimana lagi, jika lokasi tempat tinggal siswa tersebut jauh dari sekolah maka, otomatis sistem akan menolak, terlebih kuota sudah penuh oleh anak anak dari kecamatan Tanjung yang begitu banyak mendaftar.
Meningkatnya Jumlah Calon Siswa Baru.
Jika tahun lalu, anak anak yang berasal dari kecamatan sekitar Tanjung, seperti kecamatan Losari dan kecamatan Kersana, masih masuk dalam zonasi SMAN 1 Tanjung, maka tahun ini, siswa baru hanya diterima dari wilayah kecamatan Tanjung, atau lebih tepatnya hanya radius sekitar 5 Kilometer dari SMAN 1Tanjung.
Tahun ini minat para calon siswa untuk meneruskan pendidikan di tingkat SMA di sekitar SMAN 1 Tanjung bisa dikatakan naik secara signifikan, alasannya selain karena biaya sekolah SMA yang sudah digratiskan,
Adanya pembangunan kawasan industri yang berada di kecamatan Tanjung juga menjadi alasan kuat, ini membuat banyak orang tua mendorong anaknya untuk bersekolah SMA supaya nanti bisa bekerja di pabrik yang akan dibangun saat Brebes menjadi kawasan Industri.
Lebih lanjutnya mengenai Brebes yang akan menjadi kawasan industri bisa anda baca di artikel berjudul “Berubah Menjadi Kawasan Industri, Tak Ada Lagi Bawang Merah di Brebes ?”.
Tak Ada yang Muda yang Berprestasi.
Selain contoh kasus yang terjadi pada calon siswa yang berasal dari kecamatan Kersana diatas, siswa yang berusia muda juga terpaksa tidak bisa bersekolah di SMAN 1 Tanjung.
Hal ini dikarenakan prioritas siswa yang akan diterima adalah siswa yang berusia lebih tua, jika ada dua siswa yang memiliki jarak rumah dengan sekolah yang sama, sementara kuota untuk calon siswa baru hanya tinggal satu, maka siswa yang berusia lebih tua yang akan terpilih.
Istilah “yang muda yang berprestasi” sudah tidak ada lagi di masa ini, karena siswa yang lebih tua malah yang lebih diprioritaskan.
Lahir 10 Tahun Lebih Cepat.