Ada seorang kawan saya bernama Dadang (bukan nama sebenarnya) telah mendaftar kartu pra kerja dan berhasil lolos, padahal dia ini bukanlah pekerja terdampak pandemi covid-19, dia ini adalah seorang pengusaha yang bisnisnya masih berjalan cukup lancar di tengah pandemic ini.
Motivasi Dadang adalah ingin mendapatkan uang dari program kartu pra kerja supaya bisa dia gunakan untuk memodifikasi motornya.
2. Kemitraan dengan Platform Digital.
Kerja sama yang dilakukan dalam program kartu pra kerja ini, menurut KPK tidak dilakukan melalui mekanisme Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Platform digital penyedia layanan pendidikan dalam kartu pra kerja dinilai memiliki konflik kepentingan dengan lembaga penyedia pelatihan.
" Sebanyak 250 pelatihan dari total 1.895 pelatihan yang tersedia adalah milik lembaga penyedia pelatihan yang memiliki konflik kepentingan dengan platform digital" kata Alex
Konflik kepentingan terkait kartu pra kerja sebenarnya sudah lama didengungkan, permasalahan ini, bahkan sampai menyeret nama staff khusus "milenial" presiden, Belva Devara.
Memang pada akhirnya Belva memilih untuk hengkang dari istana, tapi start up yang dia dirikan tetap menjadi mitra resmi pemerintah dalam program kartu pra kerja.
Lebih lanjut mengenai pengunduran Belva bisa anda baca di "Â Imbas Covid 19, Belva Hengkang dan Terawan Hilang" Â
3.Materi Pelatihan yang Tidak Kompeten.Â
Menurut KPK, hanya 13 persen saja dari seluruh pelatihan yang memenuhi syarat  baik materi ataupun penyampaian secara daring, kebanyakan materi yang ada dalam program pelatihan kartu pra kerja sudah tersedia di internet dan dapat diakses tanpa membayar.,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!