"Buku-buku di rak mba Nana yang diatur berjarak itu mungkin member pesan tentang physical distancing. Biasanya buku-buku yang sering dibaca dan ingin ditonjolkan ada di meja, memberikan kesan otoritatif & intimidatif, khususnya buat pemerintah dan anggota dewan beberapa waktu belakangan :)" kata @Wisnu_prasetya.
Ada beberapa tokoh public lain, seperti Faisal Basri, Anis Baswedan dan laiinya, tapi yang menurut saya yang paling menarik adalah komentarnya, mengenai Jerinx, Personel grup music Superman Is Dead ini memang berbeda, karena rak yang dia miliki tidak digunakan untuk menyimpan buku.
"Jerinx, rak di belakangnya tidak berisi buku melainkan sepatu dan topi, mungkin memberikan pesan jika dia sedang berjualan, cocok dengan tema konspirasi." kata @Wisnu_prasetya
Anda tidak perlu begitu serius menanggapi twit dari bernama asli Wisnu Prasetyo Utomo ini, apa yang disampaikan beliau ini sebenarnya menunjukan kegunaan buku dari sisi yang lain, jika selain memiliki fungsi edukatif juga ada fungsi estetika di sana.
Baca Buku = Orang Berwawasan.
Begitulah stereotype yang ada di masyarakat, tapi kenyataannya tergantung buku jenis apa yang dibaca, pernah suatu ketika saat om saya mendapati saya membaca novel Harry Potter yang begitu tebal, beliau mengira jika saya adalah orang yang rajin belajar karena memiliki bacaan yang "berat".
Padahal novel Harry Potter sendiri bukanlah novel dengan tema yang berat, bahkan ceritanya lebih menyerupai dongeng untuk anak-anak, orang tertipu karena ketebalannya novelnya saja.
Penutup.