Pelanggaran disiplin tentu harus ditangani, karena konsekuensi-konsekuensi tertentu manakala ia tidak ditaati. Bahwa ada risiko yang terjadi apabila kesepakatan itu dilanggar.Â
Si Pelanggar menyadari bahwa apa yang telah dilakukannya itu berakibat tertentu. Di dalam disiplin juga tak ada yang namanya toleransi, karena justru akan memperlemah atau membuat pelaku menjadi permisif atas perilaku indisiplinernya serta memberikan peluang-peluang untuk dilanggar.Â
Penegakan disiplin adalah upaya untuk memberi pemahaman bahwa siapapun wajib bertanggung jawab atas perbuatan yang sengaja dipilih untuk dikerjakan. Tentu ketegasan ini tidak identik dengan legalisasi kekerasan, karena merupakan upaya membangun kesadaran bahwa pelanggar akan menghadapi banyak orang yang ada dalam lingkungan tempat dia berada.Â
Sehingga diharapkan ia akan berusaha memperbaiki perilakunya agar dapat diterima oleh lingkungannya tersebut. Bentuk pemberian hukuman dalam penegakan disiplin harus mampu menumbuhkan karakter positif, memperkaya pengalaman jasmani dan rohaninya, serta bermanfaat bagi diri pribadi dan orang lain. Bukan sekadar menakuti, memalukan, atau tindakan yang membawa dampak negatif bagi pelanggar disiplin
Konsisten.Â
Disiplin harus dilakukan secara konsisten, terus menerus, sebagai bagian dari penguatan karakter. Apabila dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan penuh kesadaran, ditambah adanya penghargaan bagi pelaksanaannya, disiplin akan menjadi hal yang menarik, yang lambat laun akan meningkatkan kesadaran dirinya untuk bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H