Mohon tunggu...
Yudi Hardi Susilo
Yudi Hardi Susilo Mohon Tunggu... Apoteker - Master of Clinical Pharmacy

Pernah belajar tentang obat dan racun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memori Kalibiru

30 Desember 2016   08:39 Diperbarui: 30 Desember 2016   08:46 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nuni, baik-baik saja mak. Sepertinya tempatnya jauh dari tempat tinggal Nuni. Cuma barusan banyak ambulan yang lewat mak."

"Oh syukurlah Nun.... bagaimana dengan Ardi, Nun?'tanya emak

Jleb. Pertanyaan yang tidak aku harapkan akhirnya kudengar juga.

"Nuunnn... haloo... haloo Nunn?

Emak tidak sabar mendengar kabar Ardi karena aku tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Ee..masih di rumah sakit mak ..."jawabku sekenanya.

"Lho ... kamu ga nungguin Ardi, Nun?"tanya emak lagi.

"Sudah ada yang nungguin mak .... "jawabku pelan dan tak sanggup aku lanjutkan kata-kata tentang Anin yang setia menunggu ... dan sudah dilamar oleh Ardi.

Sepertinya emak menangkap nada yang berbeda dalam jawabanku yang terakhir, dan sebelum mengakhiri pembicaraan denganku, emak berpesan banyak hal, seperti mengingatkanku tentang kenangan yang dulu pernah aku jalani bersama Ardi, baik itu waktu kecil maupun kenangan sebelum berangkat ke negeri ini. Kenangan yang muncul kembali ... persis seperti dalam mimpi. Emak tidak tahu dan mungkin aku pun sebenarnya tidak tahu keadaan Ardi beberapa bulan terakhir ini. Mungkin kehadiran Anin yang selalu bersamanya, sanggup mengubah perasaan Ardi selama ini. Atau sebenarnya aku yang menjadi penghalang hubungan mereka .... entahlah.

Lupakan sesaat tentang Ardi.... aku mau siap-siap ketemu profesorku. Perhatiannya padaku konon melebihi perhatiannya kepada mahasiswa lainnya. Pagi ini, bahkan sudah ada 5 pesan di LINEku darinya. Dan dia mengajakku dinner lagi malam ini. Kali ini tempat yang agak jauh dari Bangkok, yaitu ... Pattaya! 

(bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun