Mohon tunggu...
Yudi Hardi Susilo
Yudi Hardi Susilo Mohon Tunggu... Apoteker - Master of Clinical Pharmacy

Pernah belajar tentang obat dan racun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sayap Patah Di Persimpangan Phetchaburi

29 Desember 2016   02:46 Diperbarui: 29 Desember 2016   02:56 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau tidak salah ... namanya Ardi."Ya Ardi",sambil melihat catatan kecil yang dikeluarkan dari sakunya, Mister Tan memastikan bahwa Ardi mengalami kecelakaan sekitar 15 menit yang lalu di persimpangan jalan Phetchaburi.

Tanpa pikir panjang, aku segera mengakhiri pembicaraan dengan Mister Tan dan menuju ke Bangkok Hospital, karena menurut info selanjutnya Ardi dibawa ke sana. 

Persimpangan jalan Phetchaburi memang tidak jauh jaraknya dengan Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok sehingga infonya begitu cepat langsung diterima. Namun tempat tinggalku lumayan jauh dari sana. Sekitar 20 kilometer jaraknya dari Bangkok Hospital yang juga berada di jalan Phetchaburi. Untunglah banyak alternatif transportasi di kota ini.

Sepanjang jalan hatiku tak menentu. Aku membayangkan pria yang telah memberiku sayap kecil hingga aku bisa terbang ke negeri ini, kini terkapar di ranjang rumah sakit.

Tak henti mulut berkomat kamit. Berdoa. Semoga Ardi baik-baik saja. Aku begitu khawatir kali ini. 

Setelah melewati Lumpini Park, kemudian Terminal 21 akhirnya aku sampai di Bangkok Hospital. Dan langsung menuju tempat Ardi di rawat. Menurut info yang aku dapat, Ardi masih dibagian emergency atau unit gawat darurat. Dari kejauhan aku melihat teman-teman Ardi mondar-mandir di luar ruangan. Mereka sesekali menjenguk ke dalam dan menanyakan ke petugas. Aku makin khawatir melihat ini dan mencoba tabah.

Begitu melihat kedatanganku, teman Ardi di kedutaan yang bernama Anin langsung menghampiriku.

"Nuni, yang tabah ya. Kita tunggu saja diluar saja"kata Anin sambil memegang tangan dan pundakku.

Anin adalah teman Ardi yang lebih dulu di Bangkok daripada aku. Dan dia telah lama berteman dengan Ardi. Meskipun bukan berasal dari satu kampung halaman, kedekatan mereka sudah melebihi kedekatan saudara. Bahkan banyak yang menduga Ardi dan Anin adalah sepasang kekasih karena selalu bersama dalam setiap kegiatan. 

Melihat kedekatan itu, aku pun jarang bertemu dengan Ardi selama di Bangkok ini. Kita lebih banyak berkomunikasi dengan LINE yang juga banyak digunakan oleh masyarakat sini. Dan menurut Ardi sendiri, dia tidak ada hubungan spesial dengan Anin. Mungkin Ardi bilang begitu karena mengingat hubungan akrab antara keluarga kami. Pesan emak tentang Ardi juga sepertinya menguatkan hubungan apa yang seharusnya antara aku dengan Ardi.

Kini aku tinggal menunggu dan berdoa untuk pria pemberi harapanku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun