Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Brilliant Diamond and Shining Pearl (Bagian 1)

30 Maret 2022   18:45 Diperbarui: 30 Maret 2022   18:57 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jihan tidak tahu arti kata-kata terakhir sang ibu kepadanya, karena saat itu dia masih sangat kecil. Namun, ketika dia sekarang semakin besar, dia tahu arti di balik kata tersebut. Sebelum pergi, ibu Jihan meminta sang suami agar menjaga putri bungsu mereka.

"Steven, suamiku, tolong jaga Jihan. Didik dia agar menjadi anak yang sopan dan santun, serta anti menyusahkan orang tua," kata ibu Jihan sambil berlinang air mata.
"Aku akan, Minkyeung. Aku akan menjaga Jihan dan Arin agar mereka menjadi wanita yang tangguh, tahan banting, malu menampakkan air mata di depan orang," kata ayah Jihan.

(CATATAN: Karena adanya perombakan jalan cerita, Yoon Seah tidak jadi memerankan ibu Jihan di "Brilliant Diamond and Shining Pearl", dan digantikan Roa eks-Pristin. Dan yap - nama lahir Roa adalah Kim Minkyeung. Dia memiliki visual yang sangat keibuan.)

Sesampainya di rumah, Jihan disambut dingin oleh sang ayah.

"Ke mana saja kamu?" tanya ayah Jihan.
"Jihan baru dari taman hiburan sama Jungwon," kata Jihan.
"Kamu nyadar nggak, sih? Ini sudah lewat jam malam. Kamu harusnya istirahat di rumah. PR sudah kamu kerjakan?" tanya ayah Jihan lagi.
"Udah, Yah. Sebelum berangkat ke taman hiburan tadi udah dikerjain," jawab Jihan.
"Udah pergi nggak pamit, kejauhan pula," batin ayah Jihan, menahan marah. "Sudah, ini sudah jam 8 malam. Pergi makan malam, lalu tidur," kata ayah Jihan dengan tegas.

Seperti itulah cara ayah Jihan mendidik putri bungsunya. Penuh ketegasan. Jam anu harus makan dan tidur, jam anu harus belajar, dsb. Tidak pernah ada kata fleksibilitas dalam kamus beliau. Akibatnya, Jihan selalu merasa terkekang dan tidak bebas melakukan yang dia mau, bahkan selama liburan panjang.

(musik: S10 - "De diepte")

Walaupun sebal dikekang, Jihan tetap belajar dengan keras. Dia rela tidak tidur sampai jam 11 malam hanya untuk menghapalkan rumus matematika, fisika, kimia, dll. Jihan juga termasuk pintar di kelasnya, dengan IQ 140 dan selalu menempati ranking 3 besar - bahkan mengalahkan sang ketua kelas, Hadi. Dia juga selalu naik kelas dengan nilai yang sangat baik, namun itu semua tidak bisa dibilang cukup untuk membuat ayahnya bahagia.

Keesokan paginya, walaupun masih liburan panjang, Jihan dan teman-teman sekelasnya berkumpul di sekolah, di mana ada pertemuan siswa dan wali siswa. Mereka saling mengutarakan keinginan mereka selama liburan. Hadi, sang ketua kelas, mengumumkan sesuatu...

"Teman-teman! Dengan bahagia saya mengumumkan bahwa saya akan menikah dengan sekretaris kita, Mirna. Mohon dukungannya agar kita bisa menjadi pasangan yang selalu berbahagia," kata Hadi seraya menggandeng tangan sang kekasih, Mirna, yang disambut dengan sorak-sorai dari teman-temannya.

Mereka pun bergembira, menyanyi dan menari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun