Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Brilliant Diamond and Shining Pearl (Bagian 1)

30 Maret 2022   18:45 Diperbarui: 30 Maret 2022   18:57 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jihan, ada sesuatu yang pengen aku bilang ke kamu," kata Jungwon.
"Apa?" kata Jihan.

Jungwon menatap pacarnya dengan penuh kasih sayang, lalu mengatakan:

"Kamu bilang kamu nggak punya rencana apa pun pas liburan tiga bulan, kan? Aku kasih tahu kamu - minggu depan, JRB mau ada acara Battle of the Bands di Turin, Italia. Kami terpilih untuk mewakili Galar. Kami rutin latihan selama beberapa bulan untuk mempersiapkan ini. Kamu nonton, ya!" kata Jungwon.
"OK! Apa sih, yang nggak buat kamu?" kata Jihan sambil tersenyum.
"That's my girl," kata Jungwon, diakhiri dengan ciuman lembut di pipi Jihan yang tembam. "Sampai jumpa di Turin!" katanya sambil melambaikan tangan sebelum pulang ke rumah masing-masing. "Love you!"
"Love you too, Jungwon!" kata Jihan.

Sambil berjalan pulang ke rumah (karena taman hiburannya memang dekat rumah), Jihan teringat sesuatu... ibunya selama ini ada di Italia. Namun, dia harus merahasiakan ini dari ayahnya.

Jihan mengingat kejadian itu sambil berjalan pulang.

Saat itu Jihan berusia 5 tahun dan masih duduk di bangku TK, dan masih tinggal di Kerajaan Antah-Berantah. Ibunya tercinta memperlihatkan sebuah foto pemandangan kota di Italia.

"Jihan, anakku, kamu tahu ini apa? Ini Mole Antonelliana, di kota Turin, Italia. Mama ingin mewujudkan mimpi Mama sebagai penyanyi di sini," kata ibu Jihan yang biasa dia panggil Mama.
"Jauh nggak, Ma?" tanya Jihan, yang sebelumnya belum kenal Italia.
"Jauh, Ji. Mama pergi lama," kata ibu Jihan lagi.

Mata Jihan pun berkaca-kaca.

"Mama janji, jika Mama sudah sukses, kamu dan Ayah akan tinggal di Turin bersama Mama," kata ibu Jihan. Beliau dan Jihan pun berpelukan. Butiran-butiran bening menetes keluar dari mata Jihan, lama-kelamaan semakin deras. Jihan memang sedekat itu dengan ibunya.

Mobil yang akan ditumpangi ibu Jihan sudah tiba di depan rumah mereka.

"Jagain Ayah, ya?" pinta ibu Jihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun