Namun hanya karena lagunya tidak ditulis oleh Giga tidak lantas berarti Tamar tidak sukses di Minsk; dia berhasil menempati posisi 8 dari 20 kontestan, yang merupakan jumlah terbesar roster Junior Eurovision Song Contest sejauh ini.
Menyusul kemenangan Roksana Wegiel dari Polandia, Junior Eurovision 2019 diadakan di kota Gliwice, sebuah kota di daerah Silesia Hulu. Georgia diwakili tahun itu oleh Giorgi Rostiashvili, seorang penyanyi jazz remaja dengan lagu "We need love" karya David Evgenidze. Sepertinya Georgia punya affinity terhadap lagu-lagu berirama jazz di Eurovision, baik reguler maupun junior. Mereka saja menang tahun 2016 dengan lagu jazz.
Judul lagunya memang "We need love", namun Giorgi tidak mendapatkan cinta yang dia butuhkan dari penonton, karena dia harus berakhir di posisi ke-14 dari 19 kontestan, yang merupakan hasil terburuk Georgia di Junior Eurovision Song Contest. Buruk sekali.
Tahun 2020 akan menjadi tahun yang sangat memorable bagi Junior Eurovision. Dikarenakan pandemi COVID-19 saat itu sedang berlangsung, maka semua kontestan merekam penampilan mereka dari negara masing-masing untuk nantinya ditampilkan di Warsawa, kota tuan rumah saat itu. Menyusul kemenangan Viki Gabor di Gliwice, Warsawa berkesempatan untuk menjadi kota tuan rumah Junior Eurovision 2020.
Memasuki dekade baru, seorang gadis cilik berambut hitam panjang dan berponi bernama Sandra Gadelia berhasil membalikkan keadaan bagi Georgia di Junior Eurovision 2020. Lewat lagu "You are not alone", dia tampil secara remote dan membawa Georgia berakhir di posisi 6 besar. Giga Kukhianidze kembali sebagai penulis lagu untuk lagu "You are not alone" ini, dan beliau kembali menggandeng Temo Sajaia. Mereka bekerjasama menulis "Voice of my heart"-nya Grigol Kipshidze di Junior Eurovision 2017.
Pandemi COVID-19 mulai sedikit mereda di tahun 2021, yang berarti untuk Junior Eurovision 2021 di Paris, semua peserta dapat terbang ke Kota Cahaya untuk tampil di La Seine Musicale. Edisi ini sangat memorable, karena untuk pertama kalinya, artis Korea bertindak sebagai mentor untuk para kontestan. Georgia diwakili oleh Niko Kajaia di Paris dengan lagu "Let's count the smiles", yang menurut saya mirip dengan "Say so"-nya Doja Cat. Niko, bersama kontestan usia 9-11 tahun lainnya, dimentori oleh aktris Park Shinhye sebagai kontestan di kategori unders.
Perjuangan Niko di Junior Eurovision 2021 tidak sia-sia; dia berhasil membawa Georgia ke posisi 4 besar, yang merupakan kelanjutan dari kisah sukses negara Kaukasus tersebut. Dan kita patut berterima kasih kepada Giga Kukhianidze selaku penulis lagu "Let's count the smiles" karena telah membawa Niko ke posisi 4 besar.
Kesuksesan Georgia kembali berlanjut di tahun 2022; kali ini mereka tampil di negara tetangga, yaitu Armenia. Mariam Bigvava membawakan "I believe" di Yerevan, dengan mengenakan kostum yang menurut saya cukup aneh untuk lagu yang emosional - menyerupai tabung pasta gigi. Lagu "I believe" dikarang oleh Giga Kukhianidze, Beni Kdagidze, dan Iru Khechanovi, yang kemudian mewakili Georgia di Eurovision Song Contest 2023 di Liverpool dengan "Echo".
Namun tampil dengan kostum pasta gigi tidak berarti Mariam menjadi bahan tertawaan. Dia berhasil membawa pulang medali perunggu untuk Georgia di Junior Eurovision 2022. Saat itu Mariam berusia 11 tahun, dan dia dimentori oleh Minhyuk dari BtoB sebagai kontestan dari kategori unders.
Tahun pun berganti, dan Georgia pun kembali mengembangkan strategi baru. Ketika Anastasia Vasadze memenangkan Ranina 2023, dia ditemani oleh Nikoloz Kharati dan Oto Bazerashvili. Trio ini dinamakan Anastasia and Ranina, dan mereka terbang ke Nice, Perancis untuk mewakili Georgia dengan lagu "Over the sky". Lagu ini dikarang oleh Betkho dan Mebo Nutsubidze dan mengandung unsur nyanyian polifonik Georgia.
Strategi ini harusnya berfungsi untuk membawa Georgia naik ke langit, namun di akhir kontes, mereka jatuh ke tanah dan berakhir di posisi 14, seperti tahun 2019. Hasil ini benar-benar memalukan untuk Georgia.