Per kecamatan, Kota Malang sarat akan tempat wisata yang seakan menceritakan kisah tersendiri. Seperti Masjid Sabilillah di Kecamatan Blimbing yang dibangun untuk mengenang perjuangan pasukan sabilillah dan hizbullah melawan penjajah dari Inggris setelah tragedi 10 November 1945 yang sekarang dikenang sebagai Hari Pahlawan. Di Masjid Sabilillah, jarak antara satu pilar dengan pilar lainnya yang menyangga atap masjid ini berjarak lima meter, melambangkan Pancasila dan rukun Islam, sedangkan bentuk segi enam pada menara bangunan ini melambangkan rukun iman.
Masih di Kecamatan Blimbing, ada Kampung Warna-warni Jodipan. Kampung ini merupakan transformasi menakjubkan dari sebuah kampung kumuh menjadi destinasi wisata penuh warna ceria. Rumahnya yang berwarna-warni mengingkatkan kita akan lingkungan Bo-Kaap di Cape Town, Afrika Selatan. Dinding di kampung ini diizinkan untuk digambar atau diwarnai. Gambar pada dinding ini disebut mural. Selain itu, salah satu spot foto favorit di Kampung Warna-warni Jodipan adalah jembatan kacanya. Dari atas jembatan ini kita bisa menikmati pemandangan kampung yang berwarna-warni dan Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur yang terletak sepenuhnya di Jawa Timur.
Malang memiliki sejumlah monumen dan patung untuk memberikan penghormatan kepada raksasa sastra mereka. Salah satunya adalah Chairil Anwar, yang terkenal dengan puisinya yang berjudul "Aku". Patungnya berdiri dengan gagah di Taman Wilhelmina Kayutangan, di dekat Gereja Katolik Hati Kudus Yesus.
Masih di Kecamatan Klojen, terdapat sebuah museum militer yang menyimpan banyak cerita tentang perjuangan bangsa Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Timur. Museum tersebut adalah Museum Brawijaya. Di museum ini, kita dapat menjumpai koleksi senjata, koleksi kendaraan militer, diorama pertempuran, foto-foto dan dokumen sejarah, dan yang paling seru adalah gerbong maut, yang digunakan oleh penjajah Jepang untuk mengangkut tawanan perang dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Tak jauh dari Museum Brawijaya, terdapat Pasar Oro-oro Dowo. Pasar ini dibangun pada era kolonial Belanda pada tahun 1932, saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan telah mengalami revitalisasi namun tetap mempertahankan keasliannya. Barang yang dijajakan di pasar ini tidak jauh bedanya dengan pasar tradisional pada umumnya, yaitu sayur, buah, daging, ikan, bumbu dapur, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, Anda tidak akan menjumpai lalat yang hinggap di penganan yang dijual di Pasar Oro-oro Dowo, karena pasar ini selalu terjaga kebersihannya.
Tidak sah membicarakan Kota Malang tanpa membicarakan klub sepak bola kebanggaan mereka, yaitu Arema FC. Mereka bermarkas di Stadion Gajayana, yang juga terletak di Kecamatan Klojen. Stadion berkapasitas 35.000 penonton ini juga merupakan markas bagi klub sepak bola Persema Malang, Malang United, dan NZR Sumbersari.