Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Kemeja Batik Penuh Kenangan (Spesial Hari Batik Nasional)

2 Oktober 2024   13:52 Diperbarui: 2 Oktober 2024   17:39 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bismillahirrahmanirrahim.

Hari ini, 2 Oktober, bertepatan dengan Hari Batik Nasional. Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO mengakui batik sebagai Mahakarya Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Tak Benda. Pengakuan ini menyoroti kepentingan budaya batik dan peranannya dalam warisan nasional Indonesia. Batik merupakan bagian integral dari budaya Indonesia, dengan setiap wilayah memiliki corak dan teknik tersendiri yang unik. Perayaan Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober menekankan keberagaman dan kekayaan identitas kultural Indonesia.

Setiap Hari Batik Nasional, orang pergi bekerja menggunakan kemeja batik. Bahkan di Indonesia, ada tiga kota yang terkenal dengan batiknya, yaitu Cirebon, Pekalongan, dan Solo.

Untuk merayakan Hari Batik Nasional, tahun ini saya akan menghadiahkan Anda sebuah cerpen bertema batik. Judulnya "Kemeja Batik Penuh Kenangan". Ini dia ceritanya.

Jodi terlahir dari keluarga pengrajin kain batik di Cirebon, Jawa Barat, tepatnya di Plered. Hampir setiap hari Jodi membantu keluarganya melukis corak batik di atas kain. Kain batik ini kemudian akan diolah menjadi kemeja untuk dijual di toko-toko besar di Cirebon. Jodi bangga dengan keluarganya yang pandai merajin kain batik.

Suatu hari, Jodi dibangunkan oleh suara kakeknya yang memecah kesunyian. Olala, rupanya beliau sedang panik. Sepertinya beliau kehilangan sesuatu.

"Jodi, bisa tolong kakek sebentar?" tanya kakek Jodi.

"Ada apa, Kek?" tanya Jodi.

"Jodi tahu kemeja batik kakek?" tanya kakek Jodi lagi.

"Kemeja batik yang mana, Kek?" tanya Jodi.

"Kemeja batik yang sering kakek pakai jika hendak berangkat bekerja," kata kakek Jodi. "Semalam kakek jemur dan gantung di sini, tapi sekarang sudah tidak ada. Di mana agaknya, ya?"

Jodi dan kakeknya pun mencari di sekeliling rumah. Di ruang tamu, di loteng, di ruang makan, di kamar mandi, namun tidak ada. Usaha mereka sia-sia. Kakek Jodi kemudian terduduk lesu.

"Sudah, Kek. Kita beli saja kemeja batik yang baru. Di Trusmi ada," kata Jodi.

Tiba-tiba kakek Jodi menangis. Menangis tak karuan.

"Kek, kenapa menangis?" tanya Jodi.

"Kemeja batik itu mungkin sudah usang. Namun sudah lama kakek simpan. Kemeja tersebut sangat berarti untuk kakek. Dulu kemeja ini milik papamu," kata kakek Jodi di sela-sela tangisnya.

"Kenapa, Kek?" tanya Jodi.

"Kemeja itu ada, saat papamu menemani mamamu melahirkan kamu, Di. Saat kamu bayi, papamu tiada, dan beliau menyerahkan kemeja batik ini untuk kakek," kata kakek Jodi. "Bisa dibayangkan, kemeja ini sudah lama kakek pakai dan simpan. Saat kamu lulus SD, kakek memakai kemeja batik ini. Saat kamu baru diterima sebagai siswa SMA, kakek menghadiri upacara penerimaan kamu mengenakan kemeja batik ini. Sekarang kamu sudah kuliah, jurusan kriya, tingkat tiga pula," lanjut beliau. "Dan..."

Kakek Jodi meneteskan air mata lagi.

"Kemeja itu ada, sebagai saksi bisu kepergian mamamu dari dunia ini. Mamamu pergi saat umurmu tiga tahun, dan kemeja itu ada saat mama menitipkan kamu dan Nathan ke rumah kakek," tangis kakek Jodi. "Umur kakek sekarang 75 tahun, dan kakek telah mengenakan kemeja batik ini selama 20 tahun."

Jodi jadi teringat orangtuanya. Dia teringat almarhumah mamanya yang meninggal karena sakit saat Jodi masih berusia tiga tahun. Kakaknya, Nathan, saat itu berusia lima tahun dan alhamdulillah, kini dia telah bekerja sebagai seorang pengelola toko batik pada usia 28 tahun. Tak terasa, Jodi tak mampu membendung air mata yang menetes deras. Dia pun menangis di pelukan kakeknya.

"Jodi kangen sama mama-papa," kata Jodi. "Kemeja batik tersebut penuh kenangan, bukan hanya untuk kakek, tapi juga untuk Jodi."

"Kakek juga kangen pada orangtua kalian," kata kakek Jodi. "Harta benda yang dijaga dengan baik, pasti kondisinya akan tetap seperti aslinya. 20 tahun kakek mengenakan kemeja batik itu, dan warnanya masih terjaga dan tidak luntur. Sebab itulah kakek sangat menyayangi kemeja ini," katanya, "seperti kakek menyayangi kamu dan Nathan."

"Jodi juga sayang kakek," kata Jodi.

Tak lama kemudian...

"Permisi, mungkin Pak Arman mencari ini?" tanya Bimo, tukang kebun di rumah kakek Jodi. Arman adalah nama Kakek Jodi. Bimo sedang memegang sesuatu yang Kakek Arman cari selama ini.

"Kemeja batik?!" Kakek Arman kaget. "Ya Allah, dapat dari mana, Bim?"

"Baru saja keluar dari binatu. Kemeja tersebut sudah usang, jadi saya cuci. Tapi waktu itu belum kering, jadi baru sekarang keluarnya," kata Bimo. "Ini pasti milik Pak Arman, kan?"

"Alhamdulillah!" Kakek Arman sangat gembira. Beliau kembali mengenakan kemeja batik tersebut dengan gembira.

"Kakek, simpan saja kemeja itu. Besok bisa dipakai lagi, dan kita beli kemeja batik yang kakek suka di Trusmi," kata Jodi. "Kakek boleh pilih warna dan corak apa saja."

"Boleh," kata kakek Jodi.

MORAL OF THE STORY:
Harta benda yang dijaga dengan baik, kondisinya juga akan baik seperti aslinya, selama tidak koyak dan warnanya tidak luntur.

- Selamat Hari Batik Nasional -
2 Oktober 2024

Tabik,
Yudhistira Mahasena

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun