Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali Indonesiamu! Episode 15: Daerah Istimewa Yogyakarta, Kerajaan yang Istimewanya Benar-benar Tiada Tara

29 September 2024   15:51 Diperbarui: 8 Oktober 2024   19:35 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Gunung Gentong (520 mdpl)
Letak: Kabupaten Gunungkidul

Gunung Gentong mungkin hanya setinggi 520 mdpl, namun keindahan alam di sekitar gunung ini merupakan daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Manggung, Kelurahan Ngalang, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. Dari puncaknya kita bisa melihat seluruh Jogja dengan segala keindahannya.

Gunung Gentong. (sumber: Medcom.id)
Gunung Gentong. (sumber: Medcom.id)

Salah satu sungai terpanjang di Jogja adalah Kali Progo, yang berhulu di Gunung Sumbing, Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah, kemudian melewati Kabupaten Magelang, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan sebelum akhirnya bermuara di Pantai Pandansimo, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul. Karena aliran sungainya yang cukup deras, Kali Progo kerap dimanfaatkan untuk olahraga arung jeram.

Salah satu sungai terpanjang di Jogja adalah Kali Progo. (sumber: Jogja - Solopos.com)
Salah satu sungai terpanjang di Jogja adalah Kali Progo. (sumber: Jogja - Solopos.com)
Adapun danau terbesar di Jogja adalah Danau Kalibiru di Kabupaten Kulon Progo. Pada ketinggian 450 mdpl, danau ini memiliki tanah bergelombang dan dominan oleh perbukitan dalam area hutan lindung di persekitarannya. Wisatawan yang berkunjung ke sini dapat menikmati segala fasilitas pendukung, seperti flying fox, bersepeda offroad, atau hanya sekedar menikmati keindahan danau yang terletak di Perbukitan Menoreh ini.

Danau Kalibiru. (sumber: Katadata)
Danau Kalibiru. (sumber: Katadata)

Seperti biasa, semua provinsi di Indonesia punya flora dan fauna identitas yang membuat mereka stand out dari satu sama lain. Dan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, kita akan berkenalan dengan kepel dan burung perkutut, flora dan fauna identitas provinsi ini.

Kepel (Stelechocarpus burahol) digemari oleh putri-putri Keraton Jogja karena dipercaya menyebabkan keringat berbau wangi dan membuat air seni tidak berbau tajam. Dagingnya yang berwarna jingga dan mengandung sari buah memberikan aroma seperti bunga mawar bercampur buah sawo pada hasil ekskresi tubuh. Dalam pengobatan, daging kepel berfungsi peluruh kencing, mencegah radang ginjal, dan menyebabkan kemandulan sementara pada wanita. Jadi, bagi kalangan wanita bangsawan Jawa, kepel ini berfungsi sebagai parfum dan alat KB alami. Di Jogja, Anda dapat menemukan pohon kepel di sekitar lingkungan Taman Sari.

Kepel dipercaya oleh wanita Keraton Jogja sebagai pengharum keringat. (sumber: IDN Times)
Kepel dipercaya oleh wanita Keraton Jogja sebagai pengharum keringat. (sumber: IDN Times)

Adapun fauna identitas Daerah Istimewa Yogyakarta adalah burung perkutut (Geopelia striata). Dalam alam, burung ini berperan sebagai pengontrol alami serangga. Walaupun dia hanya makan bebijian, tidak menutup kemungkinan dia juga makan serangga di sekitarnya. Dalam budaya Jawa, khususnya di Jogja, burung perkutut dianggap sebagai simbol status sosial dan spiritualitas, juga melambangkan ketenangan, kesederhanaan, serta kedekatan dengan alam. Selain itu, burung perkutut menjadi kesayangan para pangeran di lingkungan Keraton Jogja.

Burung perkutut merupakan burung kesayangan para pangeran Keraton Jogja. (sumber: TIMES Indonesia)
Burung perkutut merupakan burung kesayangan para pangeran Keraton Jogja. (sumber: TIMES Indonesia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun