Dengan begitu kerangka nasionalisme vaksin yang seolah menempatkan persaingan antar negara, harus diurai menjadi kerangka kerjasama global, yang akan semakin menguatkan letak penting globalisasi.
Seluruh catatan itu memang tampak idealis disatu sisi, namun bagi Fareed, mereka yang idealis itu justru lebih realistis, dengan menimbang apa yang terjadi selama pandemi berlangsung.Â
Penutup renungan Fareed, tidak ada panduan manual yang datang bersama pandemi, seluruh hasil akhirnya ada di tangan umat manusia itu sendiri. Pilihan direntangkan dan ditimbang. Nilai kemanusiaan dan moralitas perlu dikembangkan.
Bagi kita di Indonesia, adakah kita mampu belajar dari lonjakan di gelombang kedua? Kita tengah berselancar diatas ombak bergulung. Perlu kesadaran serta kemauan bersama untuk memecahkan masalah ini bersama-sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H