Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Meluruskan Cara Pandang BPJS Kesehatan

9 Desember 2018   11:48 Diperbarui: 9 Desember 2018   15:16 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bentuk kegagapan BPJS atas kemunculanviralitas video testimonial keresahan tersebut di social media, seolah membuktikan bahwa organisasi tersebut memang tidak memiliki kemapuan responsif secara reflektif, melainkan reaktif dan defensif. Harus dapat dipahami bahwa era internet web 2.0memberikan ruang terbuka bagi ekspresi yang tersumbat dan tidak tersalurkan pada kanal media komunikasi tradional, sehingga pendapat, opini atau testimoni adalah bentuk normalitas yang perlu ditanggapi secara wajar.  

Bukan sekedar apa yang dinyatakan BPJS Kesehatan "kurang pada tempatnya mengeluh di media sosial", melainkan publik harus mengetahui apa yang menjadi realitas sesungguhnya dari program layanan kesehatan nasional tersebut. 

Jadi pemaknaan atas video yang heboh itu, adalah bentuk aspirasi yang tidak tersuarakan, terutama bila menempuh proses konvensional, karena terdapat jarak pada lapis birokrasi, sementara ruang digital meringkas waktu tempuh komunikasi, terbukti dari spontanitas rilis respon BPJS Kesehatan.

Menyoal Kewirausahaan Sosial

Pada bagian lain dari tanggapan BPJS Kesehatan dipergunakan istilah bahwa rumah sakit swasta adalah social business entreprisemenjadi sebuah frase yang seolah merancukan definisinya dengan persepsi bisnis yang tidak boleh mengambil keuntungan. Jikalau demikian, maka ini kekeliruan selanjutnya, bisnis diranah sosial bermakna memberikan kemanfaatan bagi pihak lain secara meluas, dengan memastikan keberlangsungan usaha itu sendiri yang ditumpukan dari akumulasi profit.

Kejikah hal sedemikian? Pergunakan sudut pandang seperti ini, kehadiran inisiatif swasta adalah upaya untuk meringankan tugas pemerintah dalam memfasilitas sektor layanan kesehatan, yang tidak mampu dilaksanakan berdasarkan keterbatasan anggaran dan sumberdaya yang dimiliki. 

Akar historis pada era sebelumnya dimasa pembangunan fisik dan tidak berfokus pada kepentingan sumberdaya manusia, itulah distorsi yang menjadi realitas hari ini. Pilihannya salahkan masa lalu, atau selesaikan hari ini? Tergantung kemauan pemangku kebijakan tentu saja.

Apakah video ini bermuatan politis? Ini tahun politik, maka semua hal pasti ditarik dalam hubungan kepentingan politik. Tapi tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Bukankah sektor kesehatan harus dipisahkan dari permasalahan politik? Keliru besar. 

Kebijakan publik adalah bentuk keputusan politik dari permasalahan publik, sehingga diperlukan komitmen politik dalam implementasi program kebijakan publik tersebut. Jadi ini soal politik? Tentu saja, bukan tentang siapa yang berkuasa, tetapi tentang bagaimana dukungan riil atas persoalan publik seharusnya dituntaskan.

Terpeleset dalam Nalar Keuangan

Lagi-lagi dalam respon singkat BPJS Kesehatan itu, ada nalar kuantitatif terkait urusan angka yang juga meleset atau terpeleset. Bahwa skema pembiayaan perbankan dapat dipergunakan sebagai solusi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun