Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saat Politik Mencari Panggung

25 Agustus 2018   06:27 Diperbarui: 26 Agustus 2018   08:11 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterpinggiran Kita dan Publik

Politik bicara tentang kuasa dan kursi jabatan, sehingga secara praktis semua kalkulasi tindakan menuju dan mengarah pada hal tersebut. Kita kerap membandingkan hal tersebut dengan sikap kenegarawanan yang berbicara tentang kepentingan generasi bangsa dimasa depan.

Pada setiap agenda pemilu, publik tidak lebih menjadi populasi dalam hitungan jumlah suara, sementara suara aspirasinya justru kerap macet ditengah jalan.

Praktik politik yang terpisah antara etika dan kuasa mementingkan superioritas posisi, prinsip Machiavelli yang memberi ruang kebebasan dalam upaya pencapaian kekuasaan diterjemahkan dalam cara negosiasi serta kompromi segelintir elit.

Lantas politik tidak lepas dari aspek ekonomi, di dalamnya terjadi transaksi, pertukaran pengaruh berakhir dengan berbagi kuasa. Sementara publik hanya bisa terpana, menjadi objek penyerta.

Sulit membedakan baik dari buruk maupun kebenaran atas kebohongan, semuanya tampak sama, menjadikan publik hanya sebagai sekumpulan suara pendorong mobilitas politik, miskin partisipasi tetapi kaya akan kegaduhan.

Para elit dan partai politik seharusnya mampu tidak hanya merapatkan barisan pendukung semata, tetapi juga menguatkan entitas diri akan perspektif "kita" warga bangsa bukan sekedar "kami" atau hanya "saya".

Solusi atas persoalan bangsa ini, membutuhkan kerjasama dan kebersamaan seluruh pihak, mewujudkan "kekitaan", karena keberhasilan bukan hanya kerja seorang "saya".

Panggung terbesar kali ini terdapat di hati publik, dan upaya ke arah hal tersebutlah yang harus menjadi fokus perhatian serta konsentrasi tokoh juga tim pemenangan, bukan hanya sibuk dan asyik dengan urusannya sendiri!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun