Tema keluarga dan kesempatan kedua yang diangkat pada film keduanya, dimana Deadpool harus kehilangan Vanessa dan walau dengan sekeras apapun mencoba mati, kemampuan regeneratifnya membuat Deadpool tidak bisa mati.
Colossus lalu merekrut Deadpool masuk kedalam X-Men, disana dia bertemu Rusty atau Russel di dalam filmnya. Seorang mutan muda yang disiksa di sebuah panti asuhan.
Deadpool lalu memutuskan untuk membantu Russel dan berakhir di penjara mutan bersama dengannya. Di sana dia bertemu Cable yang berasal dari masa depan, Cable punya misi untuk membunuh Russel yang membunuh keluarganya di masa depan.
Deadpool lalu berusaha untuk membujuk Cable agar membiarkannya membujuk Russel untuk tidak melanjutkan amukannya lagi. Di akhir film, setelah melihat Deadpool berhasil mengubah Russel, Cable lalu menyelamatkan Deadpool dari peluru yang membunuhnya.
Film kedua diakhiri dengan NTW dan Yukio yang berhasil membetulkan jam mesin waktu Cable yang sayangnya dipakai Deadpool untuk membunuh Barakapool (nama ejekan untuk Deadpool versi X-Men Origins Wolverine 2009), membunuh Ryan Reynolds sebelum memerankan Green Lantern dan untuk bertemu dengan bayi Hitler.
Plot film ketiga ini bisa dikatakan lebih lemah dan lebih dangkal daripada sebelumnya. Kita tidak merasakan adanya pertumbuhan dari character Deadpool secara lebih jauh dan tentu kita tidak banyak menghabiskan waktu dengan geng Deadpool yang muncul di dua film sebelumnya.
Tentu ada subplot mengenai hubungan Deadpool dan Vanessa yang merenggang, namun subplot itu juga tidak diceritakan dengan baik pada film ini.
Namun kalau bisa dibilang, kekuatan dari film ini bukan terletak pada ceritanya melainkan pada cameo dan perasaan nostalgia di dalamnya, mirip seperti Spiderman No Way Home (2021). Â
Film-film Deadpool memang dipenuhi dengan karakter-karakter yang menarik baik secara watak maupun desain, terutama pada geng Deadpool.
Sayangnya, karena film ini memiliki plot multiversal, geng Deadpool pada dua film sebelumnya tidak mendapatkan porsi aksi sama sekali pada film ini.