Ini pengalaman pribadi penulis mengikuti Motogp dari musim 2013. Saat itu Ducati memang nampak sebagai motor yang paling jelek.
Bahkan mereka kalah dari tim satelit Honda dan Yamaha, utamanya Gresini Honda dan Yamaha Tech 3 saat itu.
Di 2013 mereka nihil podium, dan setelah itu orang-orang memandang rendah Ducati. Mereka hanya punya empat motor di grid dan tim Pramac bahkan mengevaluasi untuk pindah ke Honda.
Kedatangan Gigi membuat Ducati kompetitif, dia menyakinkan para insinyur yang tersisa untuk bertahan, dia menyakinkan Dovizioso untuk bertahan dan dia mendatangkan banyak orang untuk mengembangkan motor.
Michele Pirro yang waktu itu sudah jadi test rider Ducati juga menyebutkan bahwa Ducati kesulitan mencari tim satelit lain saat Pramac ingin mundur, sehingga Gigi menyakinkan Pramac untuk tetap bersama mereka.
"Sepuluh tahun lalu, saat saya bergabung ke Ducati, tak seorang pun menginginkan motor kami. Namun, kini kami justru jadi panutan," ujar Pirro (Dari GPOne.com)
"Sekarang pabrikan Jepang mulai menjadikan kami inspirasi dan bahkan meniru. Menyenangkan melihat semua motor jadi mirip Ducati, dan ini mengonfirmasi bahwa kami bekerja dengan baik. Sebelumnya, Ducati dirakit berdasarkan arahan satu rider saja, seperti Casey, namun kini lebih ramah pada semua rider," lanjut Pirro (Dari GPOne.com).
Grande Ducati.
Kini giliran pabrikan-pabrikan lain untuk mengejar Ducati, tapi apa mereka bisa mengejar dengan cepat?