Mohon tunggu...
Yudha Prawira
Yudha Prawira Mohon Tunggu... Penulis - Bersyukur dan ikhlas

Mahasiswa sosial ekonomi pertanian

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mekanisme Cashback

1 Januari 2020   04:00 Diperbarui: 1 Januari 2020   04:07 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembayaran digital (shutterstock.com)

Tujuannya jelas: meningkatkan transaksi.

Artinya, konsumen akan diarahkan. Secara tidak sadar. Untuk membeli produk atau jasa yang sebenarnya mungkin tidak benar-benar ia butuhkan.

Demi mengejar kas kembali. Cashback.

Ditambah lagi, saldo cashback biasanya berbatas waktu. Saldo itu akan habis dalam kurun waktu tertentu. Sehingga dorongan untuk berbelanja akan semakin kuat.

Saldo cashback akan dibedakan dengan saldo kas biasa. Misal setelah berbelanja, konsumen mendapatkan cashback. Namun, hanya berlaku selama 2 minggu.

Artinya setelah 2 minggu, jika saldo cashback tidak digunakan, saldo itu akan hilang.

Konsekuensi logisnya, konsumen akan merasa perlu untuk menghabiskan saldo cashback. 

Konsumen akan merasa berkewajiban untuk mengonsumsi saldo cashback-nya.

Membeli barang atau jasa yang bisa membantu menghabiskan cashback tersebut. Yang mungkin tidak dibutuhkan. Sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan diskon atau potongan langsung, cashback jelas memberikan efek 'pengikat' yang lebih. Efek pengikat agar konsumen tidak beralih ke platform pembayaran lain.

Maka alangkah baiknya, kita sebagai konsumen, cerdas memanfaatkan promo yang ada. Lebih bijak dalam berbelanja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun