Tujuannya jelas: meningkatkan transaksi.
Artinya, konsumen akan diarahkan. Secara tidak sadar. Untuk membeli produk atau jasa yang sebenarnya mungkin tidak benar-benar ia butuhkan.
Demi mengejar kas kembali. Cashback.
Ditambah lagi, saldo cashback biasanya berbatas waktu. Saldo itu akan habis dalam kurun waktu tertentu. Sehingga dorongan untuk berbelanja akan semakin kuat.
Saldo cashback akan dibedakan dengan saldo kas biasa. Misal setelah berbelanja, konsumen mendapatkan cashback. Namun, hanya berlaku selama 2 minggu.
Artinya setelah 2 minggu, jika saldo cashback tidak digunakan, saldo itu akan hilang.
Konsekuensi logisnya, konsumen akan merasa perlu untuk menghabiskan saldo cashback.Â
Konsumen akan merasa berkewajiban untuk mengonsumsi saldo cashback-nya.
Membeli barang atau jasa yang bisa membantu menghabiskan cashback tersebut. Yang mungkin tidak dibutuhkan. Sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan diskon atau potongan langsung, cashback jelas memberikan efek 'pengikat' yang lebih. Efek pengikat agar konsumen tidak beralih ke platform pembayaran lain.
Maka alangkah baiknya, kita sebagai konsumen, cerdas memanfaatkan promo yang ada. Lebih bijak dalam berbelanja.