Pada suatu malam yang sunyi, saat Dita sedang duduk di ruang kerjanya, sebuah pesan tak terduga masuk ke ponselnya. "Dita, kamu tidak sendirian. Kami tahu apa yang terjadi, dan kami siap membantu. Waktu kamu sudah hampir habis, tapi masih ada kesempatan." Pesan itu hanya berisi nomor kontak anonim.
Dita merenung sejenak, lalu memutuskan untuk menghubungi nomor itu. Beberapa detik setelah menghubungi, suara seorang pria terdengar di ujung telepon. "Dita, aku adalah bagian dari kelompok yang telah lama mengawasi permainan ini. Kami tahu betul siapa yang berada di belakang manipulasi pemilu ini. Kami bisa memberimu bukti yang lebih kuat. Tapi, kamu harus siap menghadapi risiko terbesar dalam hidupmu."
Dita tak ragu. "Berikan bukti itu. Saya siap. Tapi saya ingin memastikan bahwa saya bisa mempengaruhi perubahan yang lebih besar setelah semua ini terungkap."
Pria itu diam sejenak, seolah mencerna kata-katanya. "Ada rencana besar yang telah dirancang untukmu. Jangan khawatir, kamu tidak akan berjuang sendiri. Tapi ingat, kebenaran yang kamu ungkapkan akan mengguncang fondasi negara ini. Tidak ada jalan mundur."
Dita merasa dadanya sesak. Apa yang mereka tawarkan ini bisa saja menjadi keputusan yang menentukan hidupnya, tetapi ia tahu tidak ada lagi pilihan. Ia harus melangkah.
Beberapa hari kemudian, bukti-bukti yang lebih mencengangkan dari yang Dita bayangkan tiba di mejanya. Rekaman percakapan, dokumen tersembunyi, dan data yang memperlihatkan bagaimana pemilu telah dimanipulasi sejak awal. Ia melihat bagaimana beberapa pejabat tinggi KPU Pusat sampai daerah dan politisi besar saling berkolaborasi, memanfaatkan sistem untuk kepentingan pribadi mereka, bahkan sampai menjual suara rakyat demi keuntungan politik mereka.
Namun, meskipun ia memiliki bukti yang sangat kuat, Dita tahu bahwa mengungkapkan semuanya bukanlah hal yang sederhana. Ia tidak hanya akan menghadapi kekuatan besar yang berada di balik layar, tetapi juga menghadapi para kolega yang selama ini ia percayai. Salah satunya adalah Arya, yang ternyata memainkan peran lebih besar dalam konspirasi tersebut.
- Bagian 10
Pada hari yang sudah ditentukan, Dita memutuskan untuk mengungkapkan semua bukti di hadapan seluruh anggota KPU Provinsi. Rapat besar diadakan dengan para pejabat tinggi, termasuk politisi yang telah lama bersembunyi di balik topeng. Dita duduk dengan tenang, mempersiapkan dirinya untuk mengungkapkan semua yang ia temukan.
Arya datang terlambat, tampaknya lebih tenang dari biasanya. Ia menyadari bahwa Dita mulai mengumpulkan bukti-bukti yang mengarah padanya, tetapi ia berusaha menunjukkan ekspresi biasa. Begitu rapat dimulai, Dita berdiri dan dengan suara yang tegas, memulai pidatonya.
"Kepada semua yang hadir di sini, saya ingin membuka mata kalian terhadap kenyataan yang telah lama disembunyikan. Selama ini, kita semua terjebak dalam permainan yang lebih besar. Saya telah mengumpulkan bukti yang menunjukkan bagaimana pemilu ini telah dimanipulasi, dan bagaimana kekuatan besar di luar sana mengendalikan setiap langkah yang kita ambil."
Dita mulai memutar rekaman yang berisi percakapan antara Arya dan politisi besar, serta menunjukkan dokumen-dokumen yang mengungkapkan manipulasi yang terjadi. Wajah Arya langsung berubah. Ia mencoba mengalihkan pembicaraan, namun tidak ada yang bisa menutupi kebenaran yang sudah terungkap.