Mohon tunggu...
Yuanita Pratomo
Yuanita Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - Mommy

Daydreammer, as always

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Senja Tiba

5 November 2021   13:38 Diperbarui: 5 November 2021   13:52 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan sekarang, mengapa harus merisaukan apa kata orang?

Biarkan mama merajut hari penuh warna di panti wreda. Bernostalgia penuh tawa dengan yang seusia, melakukan hal-hal yang penuh sukacita saat dilakukan bersama, dengan segala keterbatasannya.

Kau harus menuntaskan cita-citamu yang mulia, supaya tak lagi sunyi jalan mereka yang berjuang untuk hidup yang baik dan sepantasnya, supaya tak patah pula semangat mereka yang kini sunyi jalannya.

Hania mengangguk. Memelukku begitu erat. Penuh was-was di kunjungan pertama, terlihat semakin bahagia di kunjungan-kunjungan berikutnya. Aku menggoda rona bahagia di wajahnya.

Karena mama bahagia, jawabnya merona.

Kami pun bertukar cerita. Cerita tentang pangeran tampan tak berkuda dan tentang anak-anak yang dibantunya menemukan harkat hidupnya dan ceritaku tentang tingkah mereka yang berusia senja disini yang tak henti mengundang tawa.

Aku menatap senja yang mulai menggelap, di ruangan seberang kudengar riuh tawa berdendang, mereka pasti sedang bercanda lagi. Teman-teman baruku di panti wreda, yang sudah kukenal seratus hari lamanya.

Suster wandira datang dan membawakan syal hangat yang dikalungkannya dengan lembut di leherku.

"Waktunya makan malam, oma. Besok ulang tahun, harus bugar," ujarnya dengan senyum ceria. Ia mendorong kursi rodaku ke ruang makan, dimana yang lain sudah menungguku disana.

Senjaku yang ke seratus disini, dan tak sedetikpun kusesali.

**Dear cantikku, ini untukmu.
Ingatkanlah mama jika suatu hari kelak mama terlupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun