Masalah klasik sebenarnya.Â
Kebiasaan.Â
Mungkin karena beberapa lama terbiasa saya bantu bersih-bersih, petugas kebersihan jadi suka lupa kalau sebenarnya adalah tugas beliau menyapu dan membersihkan area disitu. Saya hanya membantu menginisiasi dan menginspirasi, tidak bermaksud menggantikan tugas beliau :)
Karena kemungkinan salah paham itu, jadilah saya terpaksa beberapa kali meluruskannya ke pihak management yang mengelola masalah retribusi.
Ternyata, memang diperlukan tenaga, waktu dan kesabaran kalau kita mau merubah sesuatu. Sebaik apapun niatnya, tetap saja tidak segampang membalik tangan.
Tidak heran, tujuh puluh enam tahun merdeka, kita masih bergulat dengan hal sederhana seperti membiasakan membuang sampah di tempatnya, ketika negara-negara lain sudah sibuk dengan disiplin menyortir sampah rumah tangga dan mengembangkan teknologi tinggi untuk mengelola dan mendaur ulangnya.
Belajarkah anak-anak kita PPKN disekolah? Jawabnya : Iya! Â
Diajarikah mereka membuang sampah pada tempatnya?
Jawabannya : Iya!
Tapi kenapa masih ada yang membuang sampah sembarangan?
Karena kebiasaan.Â
Kebiasaan disekolah, ketika pelajaran hanya dihafalkan bukan untuk dimengerti dan diamalkan.
Belajar hanya demi ulangan, bukan untuk kehidupan.
Belajar hanya untuk menghafal itu sudah ketinggalan jaman, nak.Â
Ayo amalkan!
Ayo, jangan ketinggalan!