Mohon tunggu...
Yoyo Setiawan
Yoyo Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Melengkapi hidup dengan membaca dan menulis; membaca untuk menghayati betapa ruginya hidup tanpa ilmu, menulis untuk meninggalkan jejak bahwa kehidupan ini begitu berwarna.

Tenaga pendidik dunia difabel yang sunyi di pedalaman kabupaten Malang. Tempat bersahaja masih di tengah kemewahan wilayah lain. Tengok penulis kala sibuk dengan anak istimewa, selanjutnya kamu bisa menikmati pantai Ngliyep nan memesona! Temani penulis di IG: @yoyo_setiawan_79

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perjalanan Hati

25 November 2021   05:06 Diperbarui: 25 November 2021   05:07 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Yoyo Goyol (@yoyo_setiawan_79)

"PERJALANAN HATI"  

Tiada hati ini, terbersit untuk  

melupakanmu 

Segala yang terjadi telah berlalu 

Pernah ku berpikir tuk berbenah 

Perbaiki semua dalam  

kesempatan kedua

Tapi, kau telah pasrah,

      diam, patah arang 

Ayah bundamu, tak rela  

kubersanding denganmu 

Aku ikhlas melupakanmu walau

         perlu waktu 

Dengan hati berdarah-darah

Sang waktu telah berputar, kenangan

         juga telah usang

Kan datang di waktu yang tidak tepat

Kau bilang cinta paksaan, cinta rekayasa

        kedua orangtua, pudar, layu dan kering 

Di saat cintaku, telah dirawat orang baru

Aduhai,Amor

Kau lesatkan panah cintaku, tapi kau lupa

       tak kau cabut panah lama yang berkarat

Kini, saat panah baru tertancap kuat, ada panah

       lama yang membuat sakit, terlupakan.

Aku tiada daya, memutuskan tanpa menyakiti

Maafkan hati ini,hati yang lelah

       berjalan panjang, berliku dan terjal

Tak ada sedikitpun, terbersit kesumat,

       walau kau dulu berpaling

Sang waktu memilih dia yang baru,

       sebagai penjaga hati ini.

Karena hati ini telah hancur, rapuh

       kini kembali rekat, memantas

Aduhai, luka lama jangan kau korek

       tak sanggup diri ini, lara, lapuk kedua kali

Biarkan luka itu mengering dan hilang

Jangan kau paksa, cinta tak tumbuh

       Di atas keterpaksaan.

Ku doakan, kau cepat bertemu penjaga baru,

        penjaga hatimu yang terluka, terlupakan.

---&&&----

Pagak-Malang, 11-10-21

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun