Mohon tunggu...
Yoyo Setiawan
Yoyo Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Melengkapi hidup dengan membaca dan menulis; membaca untuk menghayati betapa ruginya hidup tanpa ilmu, menulis untuk meninggalkan jejak bahwa kehidupan ini begitu berwarna.

Tenaga pendidik dunia difabel yang sunyi di pedalaman kabupaten Malang. Tempat bersahaja masih di tengah kemewahan wilayah lain. Tengok penulis kala sibuk dengan anak istimewa, selanjutnya kamu bisa menikmati pantai Ngliyep nan memesona! Temani penulis di IG: @yoyo_setiawan_79

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Vaksin Bikin Heboh"

6 November 2021   05:00 Diperbarui: 6 November 2021   05:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dengan berlagak seperti chef professional, Budi ambil beras dari tempat penyimpanan, diambil tiga gelas ukur penuh dituang ke baskom ukran sedang. Ah, seperti ini, gampang, pikir Budi. Beras ia cuci, dituang air bersiih ke baskom, diaduk dan seolah meremas, beras dibersihkan, air dibuang, ditiriskan, dibilas lagi sampai 3 kali. Pasti sudah bersih sekarang, pikir Budi. Beras yang sudah dicuci dimasukkan panci dalam isi magic-com, penanak nasi otomatis.Ia tidak lupa menuang juga sejumlah air, namun ini, bagian ini, ia tidak paham ukurannya berapa?

Dengan percaya diri saja, padahal tidak tahu nantinya akan seperti apa, sesudah terasa siap semua, Budi menyalakan magic-com, terus ditinggal melihat ke tempat cuci piring. Aduhai, piring kotor menumpuk, tak apalah. Ia kini sigap mencuci piring, gelas dan sendok di bawah kran, membasahi dengan sabun cair, menggosok dengan spons, membilas dengan air kran, meniriskannya di rak piring samping kanan Budi.

Lega, satu lagi pekerjaan selesai. Apa sekarang? Ada nasi, berarti harus ada lauknya. Budi membuka kulkas, melihat sayur apa gerangan yang ada di sana? Ada kangkung, daun kelor, terong, telur, tempe dan kelapa satu butir utuh.

Sejenak, Budi membiarkan otaknya berkreasi mau masak apa pagi ini. Sepertinya sayur bening kelor dan tempe goreng saja sudah nikmat, kata otaknya. Hmm, betul juga, Budi mengangguk-angguk menyetujui. Diambillah bahan-bahan untuk masak sesuai permintaan sang otak.

Tak lupa, tadi istri sempat bilang seperti keracunan makanan, maka Budi juga mengambil kelapa, rencana istri nanti sebelum sarapan diberi minum air kelapa dahulu. Suami siaga ini, sigap meracik bumbu untuk sayur bening kelor, paling hanya bawang merah, bawang putih, kunci, dan sejumput garam. Pas air di panci sudah mendidih, semua bumbu yang ia iris, dimasukkan ke panci, terakhir daun kelor dimasukkan ke dalamnya.

Sayur bening daun kelor sudah jadi, tinggal menggoreng tempe, ini lebih gampang, sepertinya. Ia cari bumbu racikan instan di rak bumbu, ketemu! Tempe yang sudah diiris-iris dimasukan ke adonan bumbu yang sudah diencerkan, dibiarkan bumbu meresap, kemudian ia masukkan tempe ke penggorengan panas, sreng...aroma tempe marinasi langsung tercium. Sepertinya, enak!

Setelah dibalik, kedua sisi tempe telah tampak garing, ia angkat tempe, ditiriskan. Terakhir, Budi membuka kelapa yang masih bulat utuh, dipecah batoknya, dibuka sedikit daging buah, dituang air kelapa di gelas, penuh satu gelas besar. Ini lebih dari cukup buat istri. Setelah semua selesai, ia menata sayur daun kelor dan lauk tempe goreng di atas meja makan, termasuk air kelapa.

Sepertinya nasi juga hampir matang, pastinya. Budi bergegas ke kamar tidur, membangunkan istri untuk mengajak sarapan bersama. Sang istri yang merasa sangat diperhatikan, terlihat lebih semangat untuk bangun dibanding tadi pagi. Asih masih di atas tempat tidur, tersenyum mendengar suaminya telah menyiapkan sebuah sarapan istimewa, kata suaminya.

Budi merangkul Asih, membersamai langkahnya keluar kamar menuju dapur, untuk mengawal istri, takutnya tidak mau bangun, hanya menggoda. Tapi,kali ini rupanya sang istri telah merasa lapar, sehingga tanpa banyak bicara, setuju saja bangun langsung ke dapur!

Di dapur, dilihat Asih sudah tertata di atas meja makan, tempe goreng marinasi, sayur bening daun kelor da nada gelas besar berisi air, air apa itu?

"Bener mas, kamu yang masak semua ini? Terima kasih ya, sayang!", Asih penasaran bertanya sembari merangkul Budi dari samping. Yang ditanya, senyum dan manggut-manggut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun