Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku "SEJARAH DUNIA LENGKAP : Dari Periode Klasik Sampai Periode Kontemporer" terbitan Anak Hebat Indonesia

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dunia Tempur (Bagian I)

3 Desember 2023   01:37 Diperbarui: 3 Desember 2023   02:09 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perutku terasa keroncongan, pandangan mataku agak kabur. Kini satu tanganku memegang tiang listrik, sambil tangan kiriku memegang perutku yang sejak tadi keroncongan. Aku merasa lemas sekali, seakan-akan ada bayangan besar yang meliputiku didepan mataku. 

Aku membuka mataku perlahan karena aku merasa ada bau yang familiar bagiku. Tiba-tiba terdengar suara lirih disana.

" Siapa anak mu anak muda? Suara itu bertanya dengan nada yang perlahan tapi pasti.

Baca juga: Hassan I Sabbah

" Franz, aku jawab dengan seketika

Ketika aku akan bangkit melihat sekelilingku, aku hampir-hampir tak bisa bergerak sama sekali.

" Anak muda jangan kau gerakkan tubuhmu lebih dari itu, kata orang yang belum kuketahui namanya tersebut.

" Panggil saja aku Raden, aku seorang penjual kelapa, disekitar sini ....

Sambil ia mengaduk-ngaduk sesuatu ia berkata, " Aku tak tahu asalmu dari mana, namun satu yang pasti kuketahui kau pasti mengalami hal-hal berat sebelumnya

" Tenang saja aku tidak akan menyakitimu seperti orang-orang diluaran sana, aku akan mengobati dan memberikanmu makanan, tambahnya.

Baca juga: Ocehan-Ocehan Pojok

Kini sesuatu yang ia aduk-aduk sepertinya sudah jadi. Ia mengambil sebuah mangkok, terus ditungkanlah makanan berkuah tersebut kedalam mangkok. Tiada kata-kata yang terucap diantara kami berdua. Aku langsung melahap makanannya tanpa ampun. Kunikmati tanpa berpikiran apapun. 

" Semoga bubur ini bisa menjadi penyembuh rasa laparmu nak, katanya.

Aku hanya diam mengangguk, sambil tak sadar air mataku keluar karena rasa haru  lapar dan sedih bergabung menjadi satu. Setelah makananku habis, ia bercerita bahwa ia menemukanku tergeletak ditrotoar kota dalam keadaan tidak sadarkan diri. Setelah itu ia terus bercerita sampai tak sadar sudah satu jam waktu berjalan. 

" kalau kau masih merasakan lapar atau lelah tetaplah disini dulu tak apa, katanya.

"Aku akan keluar sebentar, mungkin kira-kira tiga atau empat jam untuk menjual hasil kelapa-kelapaku.

Sebelum ia pergi aku sontak mengatakannya, " terima kasih atas kebaikan hatimu, padhal anda belum mengenalku, tetapi anda harus begitu repot-repot seperti ini.

"Ini zaman dimana yang lemah dan miskin akan tersingkir, ini zaman dimana kemerdekaan dan hak kita sebagai manusia terenggut. Jadi, aku tak keberatan sama sekali, justru kita sebagai masyarakat biasa harus saling membantu satu sama lain, katanya.

" Aku sudah muak, dengan pertempuran kaum revolusi, kerajaan dan para orang asing itu, setelah mengatakan itu ia langsung pergi membawa kelapa-kelapa yang ia masukkan di dua ranjang besar.

Bersambung

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun