Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku "SEJARAH DUNIA LENGKAP : Dari Periode Klasik Sampai Periode Kontemporer" terbitan Anak Hebat Indonesia

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri di Pertapaan Sadepok Gunung Wilis

6 Januari 2023   10:41 Diperbarui: 6 Januari 2023   10:45 1722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setalah obrolan singkat itu aku bertanya dimana terdapat wc, nenek itu segera menunjukkan tempatnya.

Setelah obrolan kecil tadi aku bisa melihat raut wajah seperti kurang menyenangkan dari nenek tersebut. Sebelum ke wc kami duduk-duduk santai terlebih dahulu di sebuah lincak disekitar sana yang terbuat dari bambu. Setelah beberapa menit duduk sambil mengobrol ringan. Ada dua orang yang baru saja datang dari bawah seperti kami. Ia segera masuk mendatangi kami.

"Masnya mau doa juga disini? ,tanya orang yang berperawakan agak gemuk tersebut.

"Tidak mas, kami cuma iseng naik kesini saja, jawabku

"Owh gitu ya, dia seraya meneruskan jalan dengan kawannya keatas menuju tempat yang kulihat dari bawah banyak ilalangnya.

Namun sebelum ketempat tersebut kedua orang itu masuk wc, serta keluar dengan sarungnya. Rupanya ia mengganti celannya disana dengan sarung.

Aku dan kawanku segera masuk ke wc karena akan berencana akan segera turun sebelum sore.Sebelum turun kami penasaran dengan kumpulan rumput ilalang tersebut. Maka kami mendatangi tempat tersebut. Ketika aku amati betul-betul, disana terdapat satu petilasan yang dikelilingi oleh batu serta rumput ilalang yang tidak begitu tinggi. Apabila diamati dari bawah petilasan tidak terlihat. Disana kedua orang yang kami ajak obrol tersebut terlihat berdoa dengan khusuknya. Kami berdua sempat bergerutu sedikit.

"Ahh ini gak bener, kata kawanku pelan.

Aku menjawab, "tidak apa bro, asal untuk sekedar kirim doa saja.

"sudah tidak usah kita hiraukan, ayao segera pulang, kataku kepada kawaku.

Aku memandangi sekali lagi tempat tersebut bersama kawanku serta menghayati hawa sejuk yang sejak tadi menyelimuti kami. Setelah percakapan kecil tersebut aku segera mengajak temanku untuk turun kebawah. Sebelum turun kami berdua sempat kaget dengan sosok pria paruh baya yang berumur sekitar 45 tahun tersebut memeloti kami. Perawakannya seperti halnya orang Indonesia pada umumnya. Namun wajahnya terlihat cerah walau ia berkulit sawo matang. Dikepalanya ia kenakan blangkon, serta terlihat rambutnya sangat gondrong. Wajahnya memancarkan kengerian, seperti sosok pendekar jawa masa lalu yang memiliki ilmu yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun