Mohon tunggu...
Yovita Amalia
Yovita Amalia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Online dan Etika Penulisannya

26 Mei 2017   05:39 Diperbarui: 26 Mei 2017   09:02 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurnalisme online merupakan sebuah produk jurnalistik baru yang memiliki banyak penggemar. Mudahnya penyebaran informasi yang dapat dilakukan melalui jurnalisme online menjadikan siapa saja dapat mengakses dan menyebarkan informasi tersebut. Namun, kemudahan penyebaran informasi tersebut terkadang digunakan dengan tidak bijaksana oleh sebagian khalayak, bahkan wartawan.

Beberapa hal yang dapat disalahgunakan dalam penyebaran informasi adalah plagiasi dan penyelewengan fakta. Terkadang wartawan online lebih mementingkan kecepatan penyebaran informasi dibandingkan ketepatan informasi yang dimiliki.

Berikut beberapa nilai yang harus dimiliki oleh wartawan online yang dikutip dari presentasi Mindy Mc Adams (2012)

No plagiarism

Foto merupakan produk jurnalisme yang sering digunakan dalam jurnalisme online. Ketika menjadi jurnalis, saat akan menggunakan foto yang berasal dari internet, dilarang mengambil foto tanpa menggunakan ijin tertulis. Nama dan sumber foto saja tidak cukup jika kita menjadi jurnalis. Hal ini dikarenakan foto memiliki value atau nilai. Jangan mengambil karya atau foto dari seseorang kecuali seseorang (pemilik foto) tersebut merupakan bagian dari  perusahaan atau konglomerasi dan fotografer tersebut dibayar untuk perusahaan

Setiap karya ada penciptanya. Ketika menggunakan karya seseorang, kita harus menggunakan etika. Sampai saat ini, foto atau karya di internet dianggap bebas dan dapat dipakai oleh banyak orang tanpa melihat etikanya.

Linking is not plagiarism. Link ke dalam teks cukup memadai. Namun, dalam hal pengambilan foto atau gambar,  link saja tidak  cukup memadai karena setiap orang memiliki hasil foto yang berbeda.  Hyperlink digunakan untuk menuliskan sumber penulisan atau foto yang digunakan dalam penulisan online, sehingga tidak perlu memeriksa daftar pustaka dan setiap orang dapat memasukan orisinal teks yang dimaksud agar jika orang ingin melacak langsung dapat ditemukan.

Disclose = terbuka

Reporter yang memiliki koneksi dengan kasus atau pemberitaan tertentu harus dibuka sehingga posisinya jelas.  Ketika ada kepentingan politik atau ekonomi yang dapat menggangu independensi wartawan juga harus dikatakan. Hal ini dilakukan agar terlihat jelas hubungan yang terjadi antara wartawan dengan kasus yang sedang terjadi.  Contohnya adalah  wartawan tv One yang meliput kasus lumpur lapindo, harus dikatakan mengenai  hubungan antara tv one dan lumpur lapindo.

No gift or money for coverage = tidak memberikan amplop pada wartawan

Hadiah merupakan sesuatu yang terlihat menggiyurkan bagi para wartawan, terkait dengan amplop, sogok, sovenir, dsb.

Point penting yang harus dimiliki oleh seorang wartawan adalah tidak menerima bentuk apapun termasuk bayaran dari narasumber. Terkadang sebagai wartawan, kita tak dapat menolak hadiah yang diberikan, namun kalau sudah terjadi hadiah harus dikembalikan. Untuk bebas dari beban, maka barang2 atau amplop dapat  disumbangkan karena ketika kita menerima hadiah atau amplop, yang kita lakukan bukanlah jurnalisme melainkan periklanan.

Check it out, then tell the truth

Ketika kita mendengarkan atau mendapat informasi dari broadcast yang bukan berasal dari sumber utama, jangan mudah percaya sampai kita mengecek sendiri apa yang kita baca. Semua berita harus dilakukan cek dan ricek.

Seperti halnya kerja polisi, ketika memidanakan seseorang harus memiliki minimal 2 bukti. Begitu pula jurnalistik, saat hanya mendengar dari 1 sumber jangan langsung dapat percaya walaupun sudah diberitakan oleh media lain. Hal ini dilakukan karena media lain belum tentu sudah memverifikasi apa yang mereka liput

Fakta dan opini harus dibedakan dalam jurnalisme online. Fakta itu suci. Jangan mudah percaya desas desus, kabar burung atau cerita orang secara langsung. Hal ini dilakukan karena sebagai jurnalis harus membuktikan kebenaran akan suatu fakta. Ketika mencari narasumber carilah orang yang terlibat langsung (mengalami) kejadian yang sedang berlangsung.  Melakukan verifikasi sangat diperlukan dalam peliputan untuk jurnalisme online.

Be Honest = jujur

Jurnalis seperti malaikat, tidak boleh tidak jujur. Point etika jurnalistik yang berlaku dimana pun adalah jujur. Kejujuran akan informasi yang disampaikan oleh jurnalis akan membantu khalayak untuk mendapatkan informasi yang benar.

Corrections and unedited material  

Berita dapat diralat atau direvisi/dikoreksi. Namun, revisi digunakan untuk beberapa kesalahan missal penyebutan nama. Jangan salah fakta. Koreksi digunakan untuk data yang salah. Berita yang telah diralat harus dibuat dalam link yang sama dengan berita sebelumnya dan wartawan harus menuliskan pernyataan kesalahan penulisan di dalamnya. Dua hal yang sering menjadi dilema dalam dunia jurnalisme online adalah ingin kecepatan informasi tapi tidak akurat atau ingin lambat tapi akurat.

Unedited material dimaksudkan sebagai blog, wartawan membuat blog sendiri dan disebarluakan tanpa editing dari editornya. Wartawan dapat memberikan opininya dalam blog yang dimilikinya.

Tone and objectivity

Kecenderungan atau sikap pemberitaan (tone) yaitu positif, negatif atau netral. Tone yang tidak terlalu serius dapat ditemukan dalam blog yang ditulis oleh jurnalis.

Objektivitas = cover both side, namun di era digital ini diperlukan cover multi side (semua sisi). Transparansi lebih tinggi dari objektivitas (ada hubungan atau tidak / posisi sebagai jurnalis). Hal ini dilakukan karena sebagai manusia/subjek kita tidak dapat menghindari kalau kita memiliki bias (kepentingan) dalam hal apapun.

Personal Website and Blogs

Panduan dari new york times, mereka memiliki internal etik. Jika wartawan menulis blog, mereka tidak diperbolehkan menulis hal-hal yang diliput secara profesional. Hal ini dikarenakan akan terjadinya salah persepsi pembaca.

User generated content = konten buatan pengguna

Publik atau user dapat membuat video dan komentar atas keinginan secara pribadi melalui media sosial. Ketika wartawan ingin mengutip konten yang dibuat oleh pengguna (blog, twitter, fb), wartawan harus melakukan verifikasi terhadap konten yang mereka kutip (asli atau palsu, yang menulis orang tersebut atau bukan). Para pembuat konten dilarang menggunakan nama samaran. Hal ini dilakukan untuk memudahkan verifikasi. Selain itu dalam hal komentar, terdapat komentar  yang dimoderasi maksudnya ada komentar yang langsung tayang dan ada komentar yang harus menunggu persetujuan. Jika ingin melakukan moderasi harus real time (tanpa jeda) biarkan user memoderasi dirinya sendiri. Jika ada hal yang melanggar dapat dilaporkan. User sendiri yang menyaring pemberitaan

Linking to offensive material

Tidak dapat dihindari bahwa setiap orang memiliki hak untuk menyebarkan informasi. Bahkan, informasi yang mengandung unsur gambar yang mengerikan sekalipun, seperti kecelakaan, korban bom bunuh diri dan lainnya. Jika terdapat gambar yang mengandung unsur tersebut, biasanya dalam jurnalisme online diberikan sebuah peringatan mengenai gambar sarkasme ,  hal ini dilakukan agar khalayak dapat bersiap-siap terlebih dahulu sebelum membuka link yang disebarkan.

In summary

Internet memudahkan setiap orang untuk melakukan plagiasi. Saat meliput dan menggunakan nama anonim, contohnya adalah nama anonim payung hitam yang menulis kebobokran tempo. Nama anonim itu sebisa mungkin harus didapatkan sumber (nama) aslinya. Sumber anonim dapat membuat khalayak percaya akan sesuatu yang belum diketahui kebenarannya. Prinsipnya jangan mudah percaya terhadap sumber anonim

Sumber Referensi 

Adam, Mindy mc. 2012. Online Journalism part 1.[ppt].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun