Mohon tunggu...
YoumiSr
YoumiSr Mohon Tunggu... -

I like writing what come to my mind 💻

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tumbal Sang Penolong

14 Februari 2019   20:18 Diperbarui: 14 Februari 2019   20:49 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Rumah sebesar ini, kamu tinggal sama siapa Nu?"

Aku kembali bertanya kearah Wisnu, kali ini Wisnu sedang memakan sebuah daging, seperti daging steak, tapi terlihat alot dan keras, aku masih penasaran, mengapa Wisnu tidak menjawab pertanyaanku sebelumnya,  aku bertanya dimana anak dan istrinya berada.

"Kamu tuh dari tadi kenapa sih? Banyak sekali bertanya ini itu? Aku tuh nyuruh kamu ke rumahku ya untuk sarapan sekalian kita makan siang nanti!"

Suara Wisnu seperti sedikit meninggi, mungkin dia merasa tidak nyaman sedari datang aku terlalu banyak ingin tahu, sebenarnya aku hanya sedikit penasaran saja dengan wanita yang aku lihat, dan beberapa anak kecil yang berlarian dihalaman belakang.

"Maaf Nu, gak ada Maksud, sebaiknya selesai sarapan aku langsung balik ke hotel saja!"

Aku mengambil cangkir kopi yang sudah tersedia, ku teguk beberapa tegukan tiba-tiba saja kepalaku terasa pusing, keadaan ruang makan seketika berputar, aku kembali melihat ke halaman belakang, perempuan berbaju coklat itu seperti hiba menatapku, matanya ada kesedihan, sayup-sayup aku mendengar suara adzan zuhur berkumandang dari surau yang tidak jauh berada di sekitar rumah Wisnu, suara adzan terdengar semakin kecil dan menghilang ketika aku mendengar suara musik yang lebih kencang, Wisnu menyetel musik yang sangat kencang hingga memekakan telinga, dan seketika aku tak sadarkan diri.

______________________

Aku terbangun, ternyata aku sudah berada di sebuah kamar yang sangat besar, aku mencoba mengingat apa yang telah terjadi, tetapi rasanya kepalaku masih sangat sakit, perutku sedikit mual. Aku tengok jam di dingding kamar, menunjukkan pukul 17.27 WIB, aku segera berjalan ke arah ruang makan untuk mencari Wisnu, aku harus balik ke hotel, meski kepalaku terasa pusing, tetapi aku harus memaksakan diri, sebentar lagi magrib, jalanan pasti semakin gelap.

"Nu, Wisnu.. Kamu dimana?"

Aku berjalan sedikit sempoyongan, berteriak memanggil nama Wisnu, rumah sebesar ini, tidak ada orang sama sekali, bagaimana aku harus bertanya kemana si Wisnu Wardoyo berada? Dengan menahan sakit kepala yang masih terasa, aku terus berteriak memanggil Wisnu, aku mencari kunci mobil yang aku letakkan di meja makan, tapi tidak ada. Aku berjalan keruang tamu disana sepi. Aku menyusuri beberapa kamar, tak ada satu suarapun yang merespon teriakanku.

"Nu, Wisnu.. Dimana kamu? Aku mau pamit ke hotel, kamu melihat kunci mobilku tidak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun