"Ah, sebentar lagi aja, kita nyari ikan di blumbang di dekat pohon beringin di sana sambil istirahat," gimana?" jawab Wawan sambil menunjuk lokasi blumbang yang tak jauh dari tempat mereka berhenti. Lokasi itu cukup jauh dari pemukiman penduduk.
      "Iya, kita di sini sebentar, setelah itu kita lanjutkan nyari ikan, oke ...?" sahut Dullah kemudian.
      "Baiklah, tapi sebentar saja ya, soalnya hari ini aku piket kelas, jatah menyapu nih," ucap Wawan " Aku takut kita telat piketnya, nanti dimarahi lagi sama Sri ketua kelompokku" lanjutnya.
      "Hmmm , benar juga, Sri memang cerewet, ha ha ha, tenanglah ...," sahut Prio. "Nanti aku bantu kau menyapu," lanjut Prio yang berada sekelas dengan Wawan.
      Mereka pun berhenti di atas rel sembari duduk  menikmati segarnya udara pagi dan pemandangan yang indah.
      "Whoaaaahhh .... aku kok ngantuk ya," ucap Dullah yang berbadan gendut berisi itu.
      "Humm ... biasaaa ... Kau selalu mengantuk di manapun berada, ha ha ha ...," jawab Sholeh sambil tertawa.
      Akhirnya mereka merebahkan diri di atas rel kereta api dengan posisi melintang dan saling berjejeran. Hanya Wawan yang mengambil posisi membujur di antara mereka.
      Semilirnya angin nan sepoi-sepoi ditingkahi suara burung berkicau merdu, kian membawa mereka mengantuk dan tertidur pulas. Mereka pun lupa untuk pergi mencari ikan di blumbang yang berada di dekat mereka tertidur.
      Waktu terus berlalu, mereka lupa bahwa sebentar lagi ada kereta api yang akan melewati jalur rel tersebut. Dan ke tujuh sahabat itu sudah tertidur pulas, di atas rel di mana kereta itu akan lewat! Deritan suara laju kereta api dan  loncengnya yang cukup keras, tak mereka dengarkan. Tak satupun di antara mereka yang terbangun saat kereta sudah mulai mendekat!! Entah mengapa!! Mereka seperti tuli mendadak,. Bahkan getaran laju kereta pun tak mereka rasakan! Akhirnya ...
      "Aaaahhhhhhhh ..........," Allahu Akbaaaarrrr .....!!" Wawan tetiba berteriak sangat keras.