"Iya, terima kasih banyak, sebentar lagi teman saya Nissa juga datang kok," jawab Tari.
      "Baiklah, silakan gabung kalau anda bersedia," kata Danesh sambil beringsut meninggalkan meja Tari.
      Akhirnya pesanan Tari datang, tapi Nissa belum juga muncul. Waktu berbuka sudah tiba.
      "Allahumma laka shumtu wabika amantu wa'ala rizqika afthortu birohmatika yaa arhamarrahimiin." Tari segera membatalkan puasanya dengan seteguk air mineral. Diraihnya sebuah sandwich isi daging kesukaannya dan mulai mengunyahnya perlahan. Danesh dan teman-temannya juga mulai sibuk dengan pesanan mereka.
      "Selamat berbuka puasa, ya," kata Danesh dari seberang meja.
Tiba-tiba teleponnya berdering. Nissa menelepon.
      "Aku sedang berjalan ke arah cafe, tunggu ya," kata Nissa di teleponnya.
      "Hey, kalian di sini?" tiba-tiba Nissa berhenti di meja Danesh dan menyapanya.
      "Iya, ayo, gabung bersama kami," pinta Danesh.
      "Oh, sebentar ya, itu, kasian temanku menunggu, " kata Nissa sambil menunjuk Tari yang duduk sendiri.
      "Oh, ternyata Nissa kamu yang dia maksud?" tanya Danesh.