"Kamu sudah pulang tikus?" Manusia itu bertanya. Kusi menjawab seperlunya.Â
"Kamu bawa teman baru?" Orang itu bertanya lagi. Aku gemetar mendengar namaku disebut Kusi. Kuangkat wajahku takut-takut.Â
Astaga. Â
Manusia itu berwajah tikus. Sama sepertiku. Hidungnya sedikit bengkok dan bergerak mengendus-endus. Mengingatkanku pada hidung Joni yang malang. Lihatlah, dia bahkan punya ekor panjang di belakang jas mahalnya.Â
"Di-dia, tikus?" Aku berbisik pada Kusi.Â
"Ha ha ha, dia lebih tikus daripada kita." Kusi menjawab sambil tertawa.Â
Manusia itu mengucapkan selamat datang. Berbasa basi soal cuaca ibukota belakangan. Ia bahkan mengenalkan namanya dengan sopan. Apa ini pembicaraan yang normal antara manusia dan tikus?
Tunggu, sepertinya aku pernah mendengar nama yang manusia sebutkan tadi. Mungkin di televisi belakangan ini. Bukankah ia pejabat yang korupsi belum lama ini?Â
Anehnya badanku tak lagi gemetar. Rasanya aman. Apa karena aku bertemu tikus?Â
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI