Melalui budaya masyarakat yang menggunakan pakaian adat Jawa ketika hari Kamis Pahing, menunjukkan identitas budaya mereka sebagai masyarakat Yogyakarta atau orang yang tinggal di Yogyakarta. Kebiasaan tersebut menunjukkan keterlibatan mereka dalam suatu acara peringatan.
Hal ini dibuktikan dengan penggunaan pakaian adat yang dilakukan setiap 35 hari sekali, tepat ketika hari Kamis Pahing. Penggunaan pakaian adat hanya dilakukan ketika Kamis Pahing maupun ketika ada hari spesial di Yogyakarta, seperti hari ulang tahun kota Yogyakarta. Dengan mengikuti acara perayaan atau peringatan tersebut semakin menunjukkan identitas budaya seseorang.
Dalam menentukan identitas budaya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Identitas budaya juga dapat ditentukan sejak masa kanak-kanak yang hingga akhirnya berlanjut sampai dewasa.
Cara menunjukkan identitas budaya, kebanyakan dapat dilihat melalui kebiasaan sehari-hari dan interaksi yang terjadi. Interaksi mampu mempengaruhi dan bahkan mengubah identitas budaya yang ada. Namun, dalam budaya Kamis Pahing ini, identitas budaya ditentukan melalui kebudayaan yang telah dilakukan secara turun temurun.
Selain itu, demi menjaga kelestarian budaya sehingga tidak akan terlupakan, pemerintah memasukkan penggunaan pakaian adat atau tradisional Yogyakarta setiap Kamis Pahing dalam peraturan gubernur Yogyakarta. Dengan masyarakat yang mengikuti peraturan pemerintah maka akan semakin mudah untuk melestarikan budaya yang dimiliki kota Yogyakarta dari satu generasi ke generasi lain.
Samovar, dkk. (2013). Communication Between Cultures, Eighth Edition. Boston: Cengage Learning.
Tarigan, Mitra. (2019, September 23). Tradisi Baju Adat Kamis Pahing di Yogyakarta, Apa Istimewanya?. Retrieved from gaya.tempo.co
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H