Mohon tunggu...
Yoshua Markus Mariwu
Yoshua Markus Mariwu Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketing Specialist

Web Designer | Social Media Manager | Penulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Gagasan Menghapus Kemiskinan yang Strateginya Itu-itu Saja

27 Oktober 2023   10:54 Diperbarui: 30 Oktober 2023   18:47 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kemiskinan. (Sumber: jcomp on Freepik)

Di luar negeri sana, anak-anak sudah mulai diperkenalkan dengan teknologi komputer. Di saat mereka sedang mencetak programmer-programmer cilik, kita masih berkutat dengan soal pilihan ganda.

Bayangkan kalau mulai dari kelas 7, anak-anak sudah mulai difokuskan pada 1 keahlian saja. Jadi, anak-anak yang tertarik dengan matematika, maka mulai dari kelas 7 sampai lulus SMA fokus dengan matematika. Begitu juga dengan anak-anak yang tertarik dengan biologi kelautan, pemrograman, fisika, kimia, dan sebagainya. Hanya saja perlu dibedakan kegiatan belajar mengajarnya untuk tingkat SMP dan SMA.

Goal-nya adalah pada saat mereka lulus SMA, mereka sudah menjadi seorang ahli. Pada saat Saya mengatakan "seorang ahli," itu berarti mereka memegang sertifikat yang bukan kaleng-kaleng. Itu berarti juga selama mereka bersekolah, mereka banyak melakukan riset dan penelitian, menulis karya ilmiah, dan praktek lapangan.

Bayangkan apabila lulusan SMA negeri jurusan biologi kelautan sudah memegang sertifikat Scientific Diving, dan menguasai 2 bahasa asing. Atau lulusan SMA jurusan sistem informasi sudah memegang sertifikat CEH, dan menguasai 2 bahasa asing.

Lulusan macam begini sudah tentu tidak perlu lagi mengharapkan pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan. Mereka bisa menciptakan kesempatan bagi mereka sendiri untuk melepaskan diri dari belenggu kemiskinan yang diwariskan oleh orang tua mereka.

Baca Juga: Algoritma TikTok Bisa Membawamu Ke Tempat  Tergelap

Penutup

Jauh lebih mudah berbicara atau menulis ketimbang melakukannya. Saya sadar betul menghapus kemiskinan bukanlah hal yang mudah. Tapi alangkah baiknya apabila Indonesia kedapatan pemimpin yang mau dan berani merobohkan atau merombak ulang sistem pendidikan di Indonesia agar anak-anak dari keluarga miskin memiliki masa depan yang cemerlang.

Bukan hanya pemerintah, tenaga pengajar juga harus mendukung perubahan ini, bukan malah ngambek atau protes karena kenyamanannya terganggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun