Mohon tunggu...
Yoshua Markus Mariwu
Yoshua Markus Mariwu Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketing Specialist

Web Designer | Social Media Manager | Penulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Gagasan Menghapus Kemiskinan yang Strateginya Itu-itu Saja

27 Oktober 2023   10:54 Diperbarui: 30 Oktober 2023   18:47 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kemiskinan. (Sumber: jcomp on Freepik)

Masih ingat Kampung Miliarder di Tuban yang tanahnya diborong Pertamina? Tahun 2021 mereka dapat ganti untung, bahkan ada yang mencapai 20 miliar, tapi di tahun 2022 mereka kembali jatuh miskin.

Penduduk miskin yang karakternya, pola pikirnya, dan kebiasaannya sudah keras dan berkerak, tidak bisa diubah atau dibentuk ulang ini, hampir mustahil untuk dikeluarkan dari kemiskinan. Mereka memang sudah nyaman dengan kemiskinan. Dikasih pekerjaan pun tidak mau, disuruh daftar ojol enggan, lebih enak tetap jadi opang.

Tapi mohon jangan salah paham mengira Saya tidak setuju dengan bantuan langsung tunai atau subsidi. Bantuan semacam itu memang perlu tanpa harus dikurangi, tapi tidak bisa lebih dari itu agar tidak buang-buang anggaran.

Lalu bagaimana caranya kita menghapus kemiskinan? Selamatkan anak-anak mereka dari kemiskinan!

Menyelamatkan Anak-anak Dari Kemiskinan

Menyelamatkan anak-anak dari kemiskinan tidak bisa dengan cara memberikan pendidikan gratis tanpa pernah mengubah kualitas pendidikan.

Kalau kita berbicara mengenai mengubah kualitas pendidikan, maka ada beberapa hal yang harus dibenahi. Hal-hal yang Saya maksud adalah:

Kualitas Guru

Guru harus diberikan pelatihan agar hard skill dan soft skill mengalami peningkatan. Coba Kalian ingat, semasa sekolah dari SD sampai SMA, ada berapa guru yang lancar berbahasa inggris? Paling jawabannya hanya guru bahasa inggris. Menurut Saya, semua guru harus lancar berbahasa inggris.

Cara guru mengajar juga harus diubah, yang tadinya menggunakan pendekatan papan tulis diubah menjadi pendekatan individu. Ada anak yang cepat mengerti, ada juga yang tidak. Anak-anak yang tidak cepat mengerti ini bukan bodoh, hanya butuh diajarkan dengan cara yang berbeda.

Meningkatkan Kesejahteraan Guru

Guru yang mau menjawab tantangan, mau mengikuti pelatihan, mau mengubah cara mengajar harus diberi apresiasi. Guru yang mau berpartisipasi mengubah kualitas pendidikan bisa diberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, dan diberikan gaji yang lebih tinggi.

Ini serius! Tidak ada guru tidak ada dokter! Tapi kenapa dokter begitu dihormati, sedangkan guru dipandang sebelah mata? Guru sudah tidak boleh lagi dianggap sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa! Guru adalah Pahlawan Dengan Tanda Jasa! Oleh karena itu taraf hidup guru harus ditingkatkan agar terhormat.

Infrastruktur dan Fasilitas Pendidikan yang Baik dan Merata

Sekolah boleh gratis tapi bangunannya ada tidak? Di pelosok sana masih banyak sekolah negeri yang kondisinya sangat mengenaskan. Bagaimana anak-anak bisa belajar dengan maksimal kalau bangunannya saja seperti habis tersapu tsunami?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun