Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2023 berjumlah sekitar 26 juta orang atau sekitar 9,36 persen dari total penduduk.
Kalau dibandingkan dengan jumlah total penduduk Indonesia sih sepertinya angka kemiskinan tidak begitu menjadi soal. Tapi itu kan kalau ditimbang dari angka, tapi sebetulnya angka segitu sudah  cukup berbahaya mengingat pengaruh yang diberikan terhadap negara.
Dampak Kemiskinan
Penduduk miskin dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sebuah negara. Berikut adalah beberapa dampak yang disebabkan oleh adanya kemiskinan:
- Meningkatnya angka pengangguran: Tingkat pengangguran seringkali dikaitkan dengan tingkat kemiskinan. Sangat mungkin bagi seseorang yang tidak memiliki pekerjaan untuk tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
- Banyak masalah kesehatan muncul di masyarakat: Kemiskinan berdampak pada akses terhadap layanan kesehatan, dan dampaknya pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
- Kriminalitas muncul: Kemiskinan dapat memicu peningkatan tindakan kriminalitas
- Mengurangi kualitas generasi penerus: Jika anak-anak tidak menerima pendidikan yang memadai dan gizi yang cukup, hal ini dapat berdampak pada kualitas generasi penerus mereka.
- Banyaknya kasus putus sekolah: Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga miskin mungkin tidak memiliki kemampuan untuk melanjutkan sekolah, yang dapat menyebabkan tingkat putus sekolah yang lebih tinggi.
Poin nomor 4 dan 5 adalah poin yang menurut Saya paling penting karena keluarga miskin akan melahirkan generasi yang miskin.
Perlu diketahui, menurut BKKBN, rata-rata perempuan Indonesia melahirkan 2,1 anak selama hidupnya. Ini berarti, kalau masalah kemiskinan ini tidak diatasi, maka angkanya akan menggulung terus seperti bunga yang berbunga.
Strategi Menghapus Kemiskinan yang Itu-itu Saja
Mau ganti presiden, ganti menteri, ganti partai penguasa, kalau soal menghapus kemiskinan pasti yang disampaikan ya itu-itu saja. Hanya saja berbeda pemimpin berbeda juga bahasa dan cara menyampaikannya.
Apa saja memang gagasannya?
- Membuka sekolah gratis bagi anak-anak yang hidup dalam kemiskinan.
- Menyediakan asuransi pendidikan.
- Menyediakan pendidikan yang murah dan berkualitas.
- Menyediakan beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu (miskin) dan berprestasi sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
- Menciptakan lapangan pekerjaan yang luas dan banyak.
- Memberikan bantuan/subsidi kepada warga kurang mampu terhadap kebutuhan pokoknya.
Saya tidak mengatakan kalau langkah-langkah di atas tidak atau kurang berhasil dalam mementaskan kemiskinan. Terbukti kalau dibandingkan dengan data September 2022, jumlah penduduk miskin turun sebanyak 0,46 juta orang.
Tapi bisa tidak kita melakukan cara yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang berbeda pula?
Sepertinya hampir mustahil kalau penduduk miskin yang sudah terlanjur dewasa atau tua untuk kita selamatkan dari kemiskinan. Lho kenapa? Karena pola pikir dan kebiasaan mereka sudah sangat sulit untuk diubah. Kalau sekarang pemerintah mengucurkan dana bantuan 1 miliar rupiah per orang pun, tahun depan mereka akan miskin lagi.