Mohon tunggu...
Yoshua Markus Mariwu
Yoshua Markus Mariwu Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketing Specialist

Web Designer | Social Media Manager | Penulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

TikTok Shopnya atau Produk Impornya yang Harus Diregulasi?

8 Oktober 2023   07:55 Diperbarui: 9 Oktober 2023   12:35 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Predatory Pricing di TikTok Shop: Ancaman Terhadap UMKM?

TikTok Shop adalah fenomena baru dalam dunia e-commerce yang telah menarik perhatian banyak orang. Namun, munculnya TikTok Shop juga membawa beberapa permasalahan, salah satunya adalah praktik predatory pricing. Dalam artikel ini, kita akan mengungkap apa itu predatory pricing di TikTok Shop dan bagaimana hal ini menjadi ancaman terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Apa Itu Predatory Pricing?

Predatory pricing adalah strategi bisnis di mana penjual menetapkan harga produk jauh di bawah biaya produksi atau modal yang dikeluarkan. Tujuannya adalah untuk menarik pelanggan dengan harga yang sangat rendah, sehingga pesaing lain sulit bersaing. Namun, setelah mengeliminasi pesaing, penjual dapat menaikkan harga secara drastis.

Predatory Pricing di TikTok Shop

TikTok Shop dinyatakan melakukan predatory pricing dengan cara menjual produk di bawah harga modal. Hal ini dapat merugikan UMKM yang tidak dapat bersaing dengan harga yang sangat rendah ini. Keberadaan TikTok Shop sebagai platform besar memberi mereka keunggulan yang signifikan.

Keluhan dan Dampak

Beberapa keluhan yang muncul terkait predatory pricing di TikTok Shop adalah:

  1. Ruginya UMKM: UMKM kesulitan bersaing dengan harga yang jauh di bawah modal.
  2. Kualitas Produk Menurun: Penjual mungkin mengurangi kualitas produk untuk mempertahankan harga rendah.
  3. Monopoli: TikTok Shop dapat menciptakan monopoli setelah menghilangkan pesaing.

Tindakan Pemerintah

Pemerintah telah mulai mengatur perdagangan di media sosial atau social commerce untuk melindungi UMKM dari predatory pricing. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa UMKM tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin sengit.

Sekarang yang menjadi pertanyaannya; apakah dengan tutupnya TikTok Shop lantas masalah jadi selesai?

TikTok Shop-nya yang Ditutup atau Keran Impornya yang Harus Diatur?

Kalau tujuannya untuk melindungi UMKM dan supaya produk dalam negeri tidak tergilas oleh barang murah impor dari Tiongkok, ditutupnya TikTok Shop bukan keputusan yang tepat.

Barang murah yang datangnya dari Tiongkok sudah ada jauh sebelum ada TikTok, dan bukan hanya dijual di TikTok Shop. Produk-produk murah dan produk bajakan dari Tiongkok sudah lama berseliweran di marketplace.

Jadi, bukankah lebih tepat yang diregulasi adalah impornya? Mulai dari cara masuknya, perizinannya, pajaknya, harga jualnya, dan kategori produk apa saja yang boleh masuk dan yang tidak boleh masuk, itulah yang harus diatur.

Menutup TikTok Shop tidak menghentikan Tiongkok untuk jualan mengingat mereka masih bisa menyalurkan produk-produk mereka ke marketplace. Justru yang sekarang kelimpungan adalah UMKM karena mereka tidak bisa lagi jualan di TikTok Shop yang notabene mampu mendatangkan banyak pembeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun