Meski masih belum bisa meraih trofi, kemajuan demi kemajuan terus terlihat, dan inilah yang sebenarnya dibutuhkan Timnas Indonesia. Terlepas dari ribut-ribut soal lokal pride versus naturalisasi atau diaspora, sinergi keduanya toh sudah mampu mencetak prestasi bersejarah di level benua.
Jadi, sebenarnya tak ada yang perlu diributkan. Ada begitu banyak negara di dunia yang punya pemain diaspora atau keturunan, termasuk negara top seperti Argentina, Prancis dan Belanda, tapi suasana tetap adem ayem, karena fokus ada di lapangan hijau.
Biarkan Shin Tae-yong fokus bekerja, karena ia sudah berpengalaman menjadi pemain dan pelatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia. Sebuah kaliber pengalaman yang jelas lebih tinggi dari pelatih lokal manapun di Indonesia.
Malah, pada momen seperti ini, publik sepak bola nasional harus kompak mengkritisi, jika ada pihak yang berani mendompleng, apalagi sampai mempolitisasi kiprah Timnas Indonesia di Qatar. Seperti diketahui, bangsa Indonesia sedang dalam masa pesta demokrasi, yang membuat banyak hal rawan dipolitisasi, termasuk urusan olahraga.
Jangan sampai, sepulang dari Qatar nanti, Timnas Indonesia malah menurun akibat terlalu sering masuk acara televisi. Sebelumnya, ini sudah berkali-kali terjadi dan berdampak negatif.
Bisa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H