Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Katalis

29 November 2023   23:04 Diperbarui: 29 November 2023   23:12 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, seperti tragedi yang bolak-balik datang tanpa permisi, ternyata momen keberuntungan pertamaku juga datang tanpa permisi, bersama sepaket kebetulan, dalam sebuah momen perjumpaan dengan teman lama.

Awalnya, bayangan nasib sial itu muncul, saat kedua kakiku tiba-tiba bengkak akibat mengalami cedera. Beruntung, saat momen naas itu terjadi, kami belum sempat menetapkan waktu dan tempat.

Waktu itu, kami sepakat mengikuti pilihannya, bukan pilihanku, karena aku meyakini, seorang wanita punya selera bagus, khususnya pada hal-hal yang sudah dipahaminya dengan baik.

Ketika akhirnya benar-benar terjadi seminggu kemudian, aku bersyukur karena cedera kakiku sudah cukup pulih. Meski masih bengkak, aku sudah cukup bisa berjalan.

Pada hari minggu sore itu, aku bertemu dengannya di sebuah kafe, sepulang dari ibadah di gereja. Sebagai teman yang sudah lama tidak bertemu, momen ini terasa menyenangkan.

Meski hanya berdua, obrolan kami begitu cair, seperti dua orang yang sudah kenal sejak masih bocah. Ditemani kopi dan cemilan, tiga jam lebih serasa berlalu dengan cepat. Padahal, kami dulu sangat jarang berbicara, apalagi sampai selama itu.

Malam itu, dayu lirik lagu "Sebuah Lagu" lamat-lamat merekam dengan baik ingatan momen pertama yang akhirnya jadi nyata.

Duduk bersama
Tak melakukan apapun
Keluh kesah kan perjuangan
Dan masa sulit

Seduhan teh dan persahabatan
Melunturkan lelah
Jam dinding
Tak berjarum

Sudah larut
Kaki enggan melangkah


Ketika penghujung waktu tiba, aku bersyukur, karena semua berjalan lancar. Saking bersyukurnya, aku sampai bilang,

"Akhirnya aku bisa pecah telur juga. Terima kasih banyak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun