Piala Dunia U17 di Indonesia menghadirkan banyak objek sorotan menarik. Mulai dari kemegahan stadion, animo suporter, Timnas Indonesia U-17, sampai pemain bintang potensial di setiap tim.
Tapi, dari sekian banyak objek yang disorot, kehadiran Video Assistant Referee (VAR) di venue pertandingan menjadi satu hal lain yang cukup menarik perhatian, karena untuk pertama kalinya di Indonesia, VAR digunakan di stadion.
Memang, untuk saat ini, perangkat VAR yang digunakan dan operatornya dibawa langsung oleh FIFA, selaku penyelenggara, untuk digunakan selama turnamen. Untuk saat ini, belum ada operator VAR dari Indonesia yang dilibatkan, karena penggunaan VAR di Indonesia masih berupa wacana.
Sejumlah media memang kompak memberitakan, VAR akan digunakan di putaran kedua Liga Indonesia, tapi realisasinya masih belum jelas.
Kalau PSSI dan pihak-pihak terkait jeli, seharusnya momen ini bisa dijadikan kesempatan ideal untuk mematangkan dan mewujudkan wacana soal pemakaian VAR di Indonesia, lengkap dengan pengelolaannya.
Mumpung sedang ada produsen resmi perangkat VAR dan tenaga ahli di depan mata, kenapa tidak dimanfaatkan?
Soal urgensi, penggunaan VAR di Indonesia memang sudah mendesak. Sudah terlalu banyak keputusan wasit yang ngawur, dan itu cukup merusak kualitas pertandingan, dan berdampak negatif buat Timnas Indonesia, khususnya saat bertanding di laga internasional.
Masalah paling klise, misalnya terlihat dari interpretasi belepotan soal "offside", yang dibawa dari kompetisi lokal. Hasilnya, Timnas Indonesia hampir tidak pernah memakai strategi jebakan offside, karena interpretasi dan pemahaman yang kacau sudah mengubah taktik ini jadi titik lemah.
Jika kehadiran VAR di Piala Dunia U-17 bisa dimanfaatkan dengan cerdik, PSSI juga berkesempatan memperbaiki kualitas perwasitan dan kompetisi nasional secara umum, yang belakangan agak jalan di tempat.