Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gatotkaca, dari Kompleksitas ke Kontradiksi

8 November 2023   23:09 Diperbarui: 9 November 2023   00:00 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Basoeki Abdullah, "Gatotkaca dan Para Putri Arjuna, Pergiwa-Pergiwati". (Dok. Agus Derawan T/Kompas.id)

Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai seorang putra bernama Sasikirana. Kelak, ia menjadi panglima perang Kerajaan Astina di masa Prabu Parikesit (cucu Arjuna).

Dalam budaya Jawa klasik, momen saat Gatotkaca jatuh cinta ini menjadi inspirasi terciptanya tarian "Gatotkaca Gandrung". Tarian ini diciptakan oleh Mangkunegara V dari Surakarta pada tahun 1881.

Di luar kesan tangguh, maskulin dan kuat yang melekat padanya, Gatotkaca menjadi satu bukti kebenaran pepatah "tiada gading yang tak retak", karena ada saatnya sosok yang sangar bisa ambyar karena jatuh cinta, dan ada saatnya kekuatan bak Superman takluk oleh satu titik lemah.

Kontradiksi ini memang berlawanan dengan citra tokoh Gatotkaca secara "common sense", tapi justru dari sinilah karakternya menjadi utuh dan kuat. Makanya, nama Gatotkaca (dengan segala aliasnya) masih lestari, bahkan dalam budaya populer era kekinian.

Waktu boleh berlalu seperti halnya musim yang rutin berganti, tapi Gatotkaca akan tetap jadi Gatotkaca. 

#indonesianheritage  #hariwayangnasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun