Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Frank Wormuth dan Langkah Strategis PSSI

24 Juli 2023   23:50 Diperbarui: 25 Juli 2023   04:33 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman pelatih berlisensi Pro UEFA ini semakin lengkap, karena dalam waktu bersamaan, ia juga merangkap sebagai instruktur di Hennes-Weisweiler Academy
(sekolah kepelatihan Jerman) antara tahun 2008-2018.

Akademi ini termasuk salah satu yang paling sukses di Eropa, seperti halnya Converciano di Italia, karena telah menghasilkan pelatih juara Piala Dunia macam Joachim Loew dan pelatih juara Liga Champions macam Juergen Klopp, Hansi Flick, dan Thomas Tuchel.

Dengan rekam jejak inilah, Wormuth bisa diberdayakan untuk mulai membangun sistem pembinaan pemain dan pelatih muda secara bersamaan. Kebetulan, Indonesia masih belum punya banyak pelatih lokal berlisensi Pro AFC.

Di Liga 1 musim 2023-2024 saja, hanya Rahmad Dharmawan (Barito), Aji Santoso (Persebaya), dan Joko Susilo (Arema FC) yang sudah mengantongi lisensi kepelatihan Pro AFC.

Satu nama lagi, yakni Agus Sugeng Riyanto (Bhayangkara FC) masih berstatus pelatih sementara, karena belum mendapatkan lisensi Pro. Sebelumnya, klub milik Polri itu sempat dilatih Widodo Cahyono Putro, yang kini melatih Deltras Sidoarjo di Liga 2.

Alhasil, kebanyakan klub Liga 1 lebih banyak mengontrak pelatih asing berlisensi Pro, untuk memenuhi standar lisensi yang telah ditetapkan PSSI untuk pelatih Liga 1, yakni Lisensi Pro.

Jika Frank Wormuth benar-benar ditugaskan untuk membangun dan menata ulang sistem pembinaan pemain dan pelatih muda di Indonesia, seharusnya tak ada lagi ekspektasi terlalu tinggi, apalagi mengangkat sentimen lokal pride, karena ada ketinggalan cukup jauh yang perlu dikejar, sebelum bisa berekspektasi tinggi.

Berhubung aspek yang ingin coba dibenahi adalah sistem, sudah seharusnya eks asisten Joachim Loew di Fenerbahce itu diberi waktu cukup lama untuk minimal membangun kerangka dasar sistemnya. Setidaknya, sampai periode kepengurusan PSSI sekarang tuntas.

Kedatangan Direktur Teknik baru Timnas Indonesia memang jadi satu langkah strategis menarik, karena untuk pertama kalinya PSSI berani mengambil langkah awal ke satu akar masalah di sepak bola nasional.

Tapi, berhubung rekam jejak PSSI dalam hal kesabaran membangun sistem kurang bagus, ini akan jadi satu tantangan menarik. Apalagi, Erick Thohir berpeluang ikut serta dalam Pemilu 2024.

Andai Pemilu 2024 sampai ikut mendorong terjadinya pergantian Ketum PSSI, kontinuitas rencana pembenahan ini bisa jadi satu tanda tanya besar. Maka, disinilah kita akan melihat, seberapa serius PSSI dalam membenahi tata kelola sepak bola nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun