Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Frank Wormuth dan Langkah Strategis PSSI

24 Juli 2023   23:50 Diperbarui: 25 Juli 2023   04:33 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah hanya berupa potongan teka-teki sejak beberapa pekan terakhir, PSSI akhirnya meresmikan Frank Wormuth sebagai Direktur Teknik baru Timnas Indonesia, Minggu (23/7). 

Eks pelatih Heracles Almelo ini menggantikan posisi Indra Sjafri yang fokus melatih Timnas Indonesia U-23 sambil mengikuti FIFA Technical Leadership Diploma selama 18 bulan sejak Mei 2023 silam.

Sebagai tugas awalnya, pelatih asal Jerman ini akan mendampingi persiapan Timnas U-17 menuju Piala Dunia U-17 sekaligus jadi mentor pelatih Bima Sakti, yang masih dalam proses memperoleh lisensi kepelatihan Pro AFC.

Di level antarnegara, peran ini sebenarnya bukan hal baru. Satu contoh paling terkenal bahkan hadir di Piala Dunia 2010, ketika Carlos Bilardo menjadi mentor pelatih Diego Maradona di Timnas Argentina.

Seperti diketahui, Bilardo merupakan pelatih Maradona dan kolega ketika Albiceleste juara Piala Dunia 1986. Pengalaman sang pelatih senior menjadi penyeimbang ideal buat El Diego, yang minim pengalaman sebagai pelatih.

Memang, dari segi popularitas Frank Wormuth tidak sepopuler nama Joachim Loew atau Lothar Matthaeus yang sebelumnya banyak disebut media, tapi kalau melihat rekam jejaknya, eks pelatih FC Groningen (Belanda) itu sudah mewakili gambaran umum kekurangan yang ingin diperbaiki di sepak bola nasional, khususnya dalam hal pembinaan pemain muda dan pelatih lokal.

Di sini, narasi soal potensi melimpah yang biasa disebut banyak pihak perlu ditepikan sebentar, karena nyatanya itu tak pernah dikelola dengan serius, apalagi berkelanjutan. Paling mentok, pembinaan itu lebih banyak berupa program jangka pendek seperti SAD Uruguay dan Garuda Select.

Situasinya kurang lebih sama dengan pelatih lokal, karena tak ada sistem pembinaan yang baku, apalagi mampu mencetak pelatih lokal berkualitas secara berkelanjutan.

Maka, ketika Wormuth datang, ini bisa menjadi secercah harapan. Sosok yang datang sebagai bagian dari kerja sama PSSI dan DFB (PSSI-nya Jerman) itu memang punya rekam jejak yang pas dengan kebutuhan.

Soal pembinaan pemain muda, pria kelahiran 13 September 1960 ini sudah berpengalaman melatih Timnas Jerman U-20 antara tahun 2010-2016. Pada periode ini, ia turut mengorbitkan Antonio Rudiger (kini di Real Madrid) dan Julian Brandt (Borussia Dortmund) yang kelak naik kelas ke tim nasional senior.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun