Tapi, kalau hanya terpaku pada perspektif  seperti itu, jelas kurang baik. Di sinilah rencana pemerintah merenovasi Stadion Kanjuruhan menemukan relevansinya.
Jika jadi dan terlaksana, perbaikan Stadion Kanjuruhan akan jadi pengingat, tentang sepak bola nasional yang tertinggal puluhan tahun di belakang negara maju, dan penuh masalah di sana-sini.
Nantinya, kalau perbaikan ini juga diikuti dengan peningkatan kualitas stadion dan edukasi suporter se-Indonesia, tentu akan jadi amal ibadah tersendiri, karena manfaat positif yang dihasilkan jauh lebih luas.
Memori pilu tragedi pun tidak berakhir sebatas menjadi satu trauma kolektif, tapi menjadi satu peringatan yang membangun kesadaran kolektif, sebelum akhirnya jadi manfaat positif.
Inilah yang harus disadari bersama, jika ingin sepak bola nasional bisa lebih baik dan bukan dianggap sebagai satu potensi gangguan keamanan masyarakat.
Selama tidak ada keinginan dan upaya perbaikan serius, selama itu juga sepak bola nasional akan jadi satu cabang olahraga paling problematik di Indonesia.
Bisa?