Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tragedi Kanjuruhan dan Sisi Muram Sepak Bola Nasional

2 Oktober 2022   11:26 Diperbarui: 2 Oktober 2022   20:56 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah informasi menyebut, jumlah korban jiwa akibat tragedi ini bahkan mencapai lebih dari 100 orang. Sebuah rekor mengerikan telah tercipta di sepak bola nasional.

Inilah satu wajah muram di balik gairah tinggi sepak bola nasional. Ada antusiasme luar biasa yang mengerikan saat lepas kendali, dan dilengkapi dengan kekacauan di berbagai aspek.

Tanpa bermaksud menyebut pihak tertentu, tragedi di Stadion Kanjuruhan sendiri tak lepas dari kesalahan pihak-pihak terkait, selain oknum suporter anarkis yang belum bisa bersikap dewasa.

Dari sisi panitia penyelenggara, ternyata diketahui kalau mereka mengabaikan imbauan Polres Malang beberapa hari jelang pertandingan, terkait pembatasan jumlah tiket, dengan jumlah maksimal di angka 38 ribu tiket, sesuai kapasitas ideal stadion.

Alih-alih mengikuti imbauan, panpel justru menjual 42 ribu tiket. Dengan kata lain, kelebihan kapasitas penonton menjadi satu faktor kunci.

Akibatnya, aparat keamanan yang bertugas benar-benar kewalahan. Saat terjadi kisruh, upaya mengendalikan massa lewat tembakan gas air mata justru mengakibatkan jatuh korban. Situasi menjadi tak terkendali, lengkap dengan berbagai kerusakan yang tercipta.

Dari sisi operator kompetisi, dalam hal ini PT LIB, yang dinaungi PSSI, diketahui juga kalau mereka menetapkan jadwal kick off pada malam hari, sesuai permintaan pihak televisi, yang mengejar rating tinggi di jam prime time.

Padahal, pihak panitia sudah meminta jadwal kick off diajukan menjadi Sabtu sore. Salah satunya demi keamanan suporter.

Tapi, semua langkah mitigasi itu justru diabaikan. Demi cuan, aspek keamanan dan kenyamanan suporter tak diutamakan. Petaka-lah yang akhirnya datang, meminta korban dari mereka yang sebenarnya tidak layak jadi korban.

Rating televisi dan pendapatan yang tinggi memang jadi hal umum di era sepak bola industri seperti sekarang. Tapi, harganya jelas tidak sebanding dengan nyawa manusia.

Berangkat dari tragedi ini, PSSI memang langsung memutuskan untuk menghentikan kompetisi Liga 1 selama sepekan, antara lain untuk keperluan investigasi. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun