Blundernya di menit-menit awal membuat tim langsung kebobolan dan kena mental. Mungkin, kiper asal Spanyol ini sudah bosan menjadi sosok "serius" di antara para pelawak.
Di sisi bek sayap, duet Luke Shaw dan Diogo Dalot memang rajin naik membantu serangan, tapi mereka sama-sama sering lupa turun saat harus bertahan. Apa boleh buat, pertahanan MU jadi mudah dijebol, seperti dinding kayu lapuk.
Di jantung pertahanan, Lisandro Martinez yang kerap disebut-sebut sebagai seorang "penjagal" di Liga Belanda, karena berani bermain keras, justru keteteran saat harus menghadapi penyerang lawan yang cepat dan kuat secara fisik.
Bek asal Argentina ini tampak kalah cepat saat penyerang lawan berlari kencang. Situasi makin sulit, karena posturnya juga kurang ideal untuk duel udara.
Padahal, sejak datang dari Ajax Amsterdam, banyak yang menyebut dirinya akan langsung bersinar. Tapi, di pertandingan melawan Brentford, ia hanya jadi tandem melawak yang baik buat Harry Maguire, sebelum akhirnya digantikan oleh Raphael Varane.
Di tengah, Fred yang tampil seadanya seperti biasa, melengkapi kekacauan di sektor dapur serangan. Hari itu, Christian Eriksen juga seperti mendapat jawaban, kenapa dia sempat merasa ragu-ragu, saat United mendekatinya.
Kreativitas pemain Timnas Denmark itu memang masih ada, tapi dia seperti belum bisa move on dari masa singkat yang berkesan di Brentford. Buktinya, Eriksen membuat satu blunder yang menghasilkan gol buat mantan timnya.
Jadon Sancho, dia benar-benar berbeda dengan saat masih di Borussia Dortmund. Kemampuan ciamiknya di Jerman seperti hilang entah kemana.
Mungkin, kemampuan itu dijual terpisah oleh Dortmund, dan MU lupa membelinya. Dia, seperti halnya Marcus Rashford tak bisa berbuat banyak.
Bruno Fernandes? Dia hanya bagus di era Ole Gunnar Solskjaer. Banyak gol dicetaknya di periode itu, walaupun sebagian besar dari eksekusi penalti, karena eks pemain Sporting Lisbon itu didapuk sebagai eksekutor utama tendangan 12 pas.