Meski bukan liga top Eropa atau kompetisi kasta tertinggi, nyaris tak ada pemberitaan yang terlewat dari para pemain Indonesia yang "go abroad". Sekalipun si pemain tidak rutin tampil, berita tentangnya selalu saja muncul.
Ada juga yang bahkan sampai mau menelusuri, segala info soal kompetisi dan klub tempat bernaung si pemain. Sesuatu yang mungkin tidak biasa di masa lalu, tapi jadi hal biasa di masa kini.
Tentu saja, ini adalah satu kemajuan pola pikir yang layak dipertahankan, kalau perlu malah harus ditingkatkan levelnya.
Terlepas dari sisi bias yang sudah pasti akan ada karena ada para pemain asal Indonesia, ada kesadaran untuk mau menambah wawasan, dan tak lagi terkungkung dalam pesona gemerlap liga level top Eropa (dan dunia), yang secara level aktual memang masih diluar jangkauan pemain lokal Indonesia.
Ada kesadaran untuk berpandangan lebih realistis dan membumi, tanpa pandangan pesimis apalagi meremehkan.
Jika ini bisa berlanjut, akan tumbuh objektivitas yang bisa membuat suporter semakin dewasa. Tak ada lagi sikap congkak, karena ada kesadaran bersama untuk terus berbenah dan melangkah maju.
Dari sini, andai nanti pemain Indonesia yang main di luar negeri makin banyak, kita seharusnya layak bersyukur, karena, itu bisa semakin mengedukasi suporter. Syukur-syukur, kalau ini juga bisa jadi bahan masukan PSSI dan pihak terkait.
Dalam artian, selain menambah wawasan, suporter juga bisa mendapat "insight" tentang apa saja yang membuat kualitas aktual kompetisi sepak bola di luar negeri jauh lebih baik dibandingkan kompetisi dalam negeri.
Jika PSSI dan pihak terkait mau memanfaatkan fenomena ini, seharusnya mereka juga bisa mulai membenahi kualitas tata kelola sepak bola nasional dengan ikut memperluas wawasan.
Jika publik sepak bola nasional punya wawasan luas, mereka tidak akan lagi berpandangan sempit, karena sudah punya kesadaran, tentang apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan untuk jadi lebih baik.
Selebihnya, tinggal bergantung pada seberapa serius niat PSSI dan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas sepak bola nasional. Kalau masih tidak serius, sebanyak apapun jumlah pemain Indonesia yang "go abroad", percuma saja.