Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sisi Lain Kiprah "Abroad" Pemain Indonesia

11 Agustus 2022   00:16 Diperbarui: 11 Agustus 2022   00:18 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa pemain sepak bola Indonesia yang "go abroad" alias bermain di luar negeri dengan durasi beragam. Ada yang hanya sebentar, ada juga yang cukup awet.

Di Timnas senior Indonesia generasi terkini, ada Pratama Arhan (Tokyo Verdy) dan Asnawi Mangkualam (Ansan Greeners) yang bermain di klub kasta kedua Liga Jepang dan Korea Selatan. Ada juga Saddil Ramdani (Sabah FC) yang bermain di kasta tertinggi Liga Malaysia.

Bukan cuma di Asia, pemain Timnas Indonesia juga ada yang berkiprah di Eropa. Ada Egy Maulana Vikri (Zlate Moravce) dan Witan Sulaeman AS Trencin) di kasta tertinggi Liga Slovakia, dan Elkan Baggott (Gillingham, dipinjam dari Ipswich Town) yang bermain di kasta keempat Liga Inggris.

Nama-nama di atas masih akan bertambah, karena pemain keturunan seperti Jordi Amat (JDT, Malaysia), Shayne Pattynama (Viking FK, Norwegia) dan Sandy Walsh (KV Mechelen, Belgia) sedang dalam proses naturalisasi.

Jordi Amat dan Sandy Walsh bahkan disebut-sebut akan resmi menjadi WNI pada akhir Agustus 2022. Jika semua berjalan lancar, mereka bisa debut dalam laga uji coba resmi bertajuk "FIFA Match Day" melawan Timnas Curacao, bulan September mendatang.

Terlepas dari pro-kontra soal naturalisasi (kecuali pada kasus Elkan Baggott, yang memang punya kewarganegaraan ganda terbatas, sebelum akhirnya memilih menjadi WNI di usia 18 tahun) kiprah pemain Timnas Indonesia di luar negeri telah menghadirkan satu sisi menarik.

Bukan, ini bukan semata soal peningkatan jumlah followers akun media sosial klub tujuan mereka secara drastis. Ini soal perubahan persepsi yang pelan-pelan hadir di media dan warganet kita, khususnya soal label "klub atau liga antah berantah".

Seperti diketahui, label ini sebelumnya biasa dipakai media, untuk merujuk liga di luar liga top Eropa atau liga kompetisi kasta tertinggi di luar negeri. Kebiasaan ini juga menular di kalangan warganet, umumnya karena faktor familiaritas.

Tapi seiring dengan masuknya pemain-pemain Indonesia di kompetisi luar negeri, keberadaan label ini pelan-pelan mulai terkikis. Sekalipun nama klub atau liganya sekilas terdengar asing, ternyata itu bukan masalah.

Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman (Tribunnews.com)
Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman (Tribunnews.com)
Besarnya rasa bangga publik sepak bola nasional dan media (walau kadang agak overproud) membuat mereka bersedia mengikuti terus kiprah pemain Indonesia di luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun